Grid.ID - Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP), dosen Universitas Islam Indonesia ( UII) Yogyakarta diduga hilang di luar negeri (LN).
Hilangnya AMRP diketahui keluarga sejak dosen UII tak kembali di tanggal yang telah ditetapkan.
Bahkan, keluarga sempat menerima pesan dari AMRP saat dosen UII itu akan beranjak pulang ke Indonesia.
Sebagai informasi, AMRP sempat mengikuti aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN) pada 5-12 Februari 2023.
Tim UII yang berangkat mengikuti aktivitas tersebut ada empat orang, termasuk Rektor UII, Prof. Fathul Wahid.
Adapun tujuan kunjungan ke USN adalah untuk mempererat kerja sama kedua universitas dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa melalui skema Erasmus+.
Terkait kepulangan ke Indonesia, tim terbagi dalam tiga penerbangan berbeda.
AMRP dijadwalkan pulang ke Indonesia melalui Istanbul, Turki.
Kontak terakhir AMRP dengan keluarga pada 12 Februari 2023. Setelah itu dia tidak bisa dihubungi.
AMRP diduga hilang di LN lantaran pihak keluarga yang menunggu kedatangannya di bandara, tak menemukannya.
Begitu juga setelah mengonfirmasi dengan pihak terkait, ternyata tak ada nama AMRP dalam manifes penerbangan.
Baca Juga: Dosen UII Hilang saat Transit di Turki, KBRI Sebut Kecil Kemungkinan karena Gempa
Pihak UII telah mengirim surat kepada Sekretaris National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia untuk menerbitkan Yellow Notice terkait hilangnya dosen AMRP.
“Kami juga mengajukan permohonan perlindungan AMRP melalui Pelayanan dan Perlindungan WNI di Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri RI, dan mengirimkan surat kepada Sekretaris NCB-Interpol Indonesia untuk menerbitkan Yellow Notice untuk pencarian orang hilang,” papar Rektor UII, Prof. Fathul Wahid dalam keterangan resmi pukul 22.45 WIB, Sabtu (18/2/2023) dilansir dari TribunJogja.com.
Dilansir dari laman Interpol, Yellow Notice atau peringatan kuning ialah peringatan polisi global untuk orang hilang.
Peringatan ini diterbitkan untuk para korban penculikan orang tua, penculikan kriminal atau penghilangan yang tidak dapat dijelaskan.
Di samping itu, Yellow Notice juga dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi seseorang yang tidak dapat mengetahui data diri sendiri.
Yellow Notice dapat dikatakan sebagai alat penegak hukum yang berharga karena meningkatkan kemungkinan orang hilang untuk ditemukan, terutama apabila seseorang tersebut bepergian, atau dibawa ke luar negeri.
Dari hasil update Tim Pusat Krisis UII, ada penemuan jejak digital yang terlacak pada pukul 19.00-23.00 waktu setempat, 12 Februari 2023 di Istanbul, Turki.
Sebelumnya, tim UII menemukan jejak digital aktivitas sign out Google Drive di Turki pada 13 Februari 2023, pukul 03.00 dan 08.00. Artinya, AMRP memang sudah ada di Istanbul sejak 12 Februari 2023.
“AMRP sempat terhubung internet melalui koneksi Virtual Private Network eduVPN yang mengarah ke kampus UII. Lokasi aksesnya di sekitar Istanbul, pada sekitar pukul 19.00-23.00 waktu setempat pada 12 Februari 2023,” ujarnya.
Meski demikian, hingga kini pihaknya belum dapat memastikan apakah AMRP sudah meninggalkan Istanbul dan menuju Riyadh.
“Informasi status boarding yang masih kami tunggu dari Turkish Airline akan mengungkap dengan lebih jelas,” bebernya.
Baca Juga: Arti Mimpi Longsor Tidak Selalu Melambangkan Keburukan, Pertanda Baik Ini yang Mungkin Akan Terjadi!
Kronologi Awal
Pihak UII mencari seorang dosennya, Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP) yang belum diketahui keberadaannya.
AMRP sempat mengikuti aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN) pada 5-12 Februari 2023.
AMRP sendiri merupakan Asisten Profesor dan Sekretaris Departemen Informatika UII.
Ia mendapat gelar Sarjana Teknik (ST) di Universitas Gadjah Mada masuk tahun 2008.
Gelar Master of Information Technology (MIT) ia dapatkan dari Monash University, Australia.
Kemudian, Doctor of Philosophy (PhD) didapat dari Stony Brook University, The State University of New York, Amerika.
“Setelah sepekan di USN, pada 12 Februari 2023, tim meninggalkan Norwegia melalui bandara Oslo. Saya berjumpa AMRP terakhir di Oslo pada malam 11 Februari 2023,” jelas Fathul dalam keterangan resmi, Sabtu (18/2/2023).
Ia mengatakan, tim terbagi dalam tiga penerbangan berbeda. AMRP kembali ke Indonesia seorang diri dalam penerbangan melalui Istanbul, Turki.
Dari rencana yang tersusun, rute perjalanan AMRP adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta.
Namun, AMRP tidak berbagi informasi penerbangan detail kepada kolega di UII dan juga kepada istrinya.
Perjalanan ke Riyadh dia lakukan, karena sebagian tiket dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi yang mengharuskan rute tersebut.
Sebab, sebelum ke Oslo, AMRP memberikan pidato kunci pada konferensi internasional yang digelar di Jeddah.
“AMRP mengirimkan pesan terakhir kepada istrinya pada 12 Februari 2023 siang, beberapa saat sebelum menaiki pesawat ke Istanbul yang berbunyi: ‘menunggu boarding’,” jelas Prof. Fathul.
Sejak saat itu, AMRP tidak pernah mengirimkan pesan lagi.
Beragam upaya mengontak melalui beragam kanal daring, termasuk email, diupayakan, tetapi belum satupun yang direspons oleh AMRP.
Informasi lisan yang didapat pihak kampus, AMRP harusnya mendarat di Jakarta pada 16 Februari 2023 pukul 18.00.
Adik AMRP menunggu di pintu kedatangan dan tidak mendapati yang bersangkutan.
Setelah melakukan konfirmasi ke Angkasa Pura, nama AMRP tidak ada dalam manifes penerbangan tersebut.
“UII telah berupaya menghubungi banyak pihak untuk membantu. UII telah menyampaikan informasi ini kepada KBRI di Norwegia dan Turki, termasuk mengontak panitia konferensi di Jeddah yang memesankan tiket penerbangan,” paparnya.
UII juga telah menghubungi Turkish Airline di Oslo untuk memastikan bahwa AMRP telah naik pesawat.
Keluarga AMRP sudah melaporkan ke kepolisian secara resmi.
Karena ketiadaan nomor referensi pemesanan tiket, pelacakan tidak mudah dilakukan.
Pelacakan juga dilakukan dengan memindai aktivitas daring.
Baca Juga: UII Pastikan Dosennya yang Hilang Sudah Berada di Istanbul, Ini Jejak Digital yang Ditemukan
Terdapat jejak aktivitas daring di Turki pada 13 Februari 2023 sekitar pukul 03.00 dan 08.00. Setelah itu, tidak ada jejak daring yang dapat dilacak.
“Saat ini, pihak UII masih menunggu informasi dari kantor Turkish Airline di Jakarta untuk membantu memastikan kota persinggahan terakhir,” terangnya.
UII terus melacak dengan berbagai cara dan berkoordinasi dengan banyak pihak.
UII memohon doa dari seluruh pihak agar keberadaan AMRP segera diketahui, dalam kondisi sehat dan baik. UII mengimbau kepada para pihak yang memiliki informasi terkait keberadaan AMRP untuk menghubungi nomor Whatsapp Humas UII 0821 3173 7773.
Artikel ini telah tayang di laman TribunBatam dengan judul: UII Yogyakarta Kirim Surat ke Interpol terkait Dosennya Diduga Hilang di LN (*)