Sekitar sepertiga dari anak-anak tersebut diketahui masih tinggal serumah dengan Musa Hasahya.
Anak bungsu Musa Hasahya baru berusia enam tahun, sedangkan anak tertuanya umur 51 tahun, 20 tahun lebih tua dari Zulaika.Di Uganda, tingkat pendidikan masyarakatnya masih rendah, terutama perempuan, karena tidak didorong untuk belajar.
Di negara ini, metode kontrasepsi juga masih menjadi kontroversi.
Karena di Uganda kontrasepsi masih sering dikaitkan dengan perselingkuhan dan pergaulan bebas.
Nasib Musa Hasahya
Musa Hasahya (67 tahun), kini meminta istri-istrinya menggunakan kontrasepsi agar mampu membeli makanan untuk konsumsi sehari-hari.
“Penghasilan saya menjadi semakin rendah selama bertahun-tahun karena biaya hidup yang terus meningkat dan keluarga saya menjadi semakin besar.”
“Saya menikahi satu demi satu wanita. Bagaimana seorang pria bisa puas dengan satu wanita",” klaimnya menurut laporan The Sun dilansir dari Daily Mail pada Selasa 27/12/2022.
Hasahya dan keluarganya tinggal di Lusaka, Uganda. Di tempat itu, poligami legal.
Dia mengatakan bahwa semua istrinya tinggal di rumah yang sama sehingga dia bisa 'memantau' mereka, bahkan mencegah mereka kawin lari dengan laki-laki lain.
Istri bungsunya, Zulaika, ibu dari 11 anaknya, mengatakan: ”Saya tidak punya anak lagi. Saya telah melihat situasi keuangan yang buruk dan sekarang saya meminum pil KB.”
Sekitar sepertiga anak Hasayha, berusia antara enam dan 51 tahun. Mereka semua tinggal bersamanya di tanah pertaniannya.
Anak sulungnya berusia 21 tahun lebih tua dari istrinya yang paling akhir. Sementara anak bungsunya berusia 6 tahun.
Pria Uganda itu kini tidak bisa lagi bekerja karena sakit dan dua istrinya telah pergi karena tekanan keuangan.
Artikel ini telah tayang di laman TribunTrends dengan judul: Punya 12 Istri & 102 Anak, Pria Ini Ngeluh Merasa Hidupnya Makin Miskin: Semuanya Tinggal Serumah (*)