"UII dan keluarga menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Kemlu RI dan semua jajaran di KBRI Oslo, KBRI Ankara, KJRI Istanbul, KJRI New York, KBRI Riyadh, PP Muhammadiyah, dan pihak lain yang tidak dapat kami sebut satu per satu, atas bantuan yang diberikan dalam upaya pelacakan AMRP," bunyi pernyataan tertulis di laman resmi UII.
Rektor UII Fathul Wahid dalam pernyataannya juga mengimbau Rafie untuk segera pulang ke Tanah Air.
"UII dan keluarga berharap AMRP segera menghubungi untuk mengabarkan lokasi dan keadaannya. UII juga berharap setelah misi di Boston selesai, AMRP dapat kembali ke Indonesia dalam keadaan sehat dan baik. Jika dibutuhkan bantuan pendampingan atau penjemputan, UII akan berkoordinasi dengan Kemlu RI dan/atau KJRI New York," kata Fathul.
Pihak UII sebelumnya telah meminta bantuan National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia untuk melacak keberadaan dosennya yang dilaporkan hilang setelah menghadiri aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN) di Norwegia.
Dikutip dari artikel Grid.ID sebelumnya, Selasa (21/2/2023), Ahmad Munasir dijadwalkan terbang dari Bandara Oslo, Norwegia pada 12 Februari 2023.
Fathul Wahid selaku rektor UII sendiri terakhir berjumpa dengan Ahmad pada 11 Februari 2023.
Pasalnya meski datang berempat, mereka terbagi dalam tiga penerbangan berbeda.
Menurut rencana yang tersampaikan secara lisan, rute perjalanan Ahmad Munasir adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta.
Ahmad tidak berbagi informasi penerbangan detail kepada kolega di UII maupun kepada istrinya.
Baca Juga: UII Kirim Surat ke Interpol untuk Terbitkan Yellow Notice Dosen Ahmad Munasir Rafie yang Hilang
Perjalanan ke Riyadh dilakukan karena sebagian tiket dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi yang mengharuskan rute tersebut.
Sebelum ke Oslo, Ahmad Munasir memang sempat memberikan pidato kunci pada konferensi internasional yang digelar di Jeddah.