"Saya tungguin sampai malam. Logikanya kalau rumah kosong, semen enggak habis. Terus lampu dan AC enggak nyala. Eh pas malam nyala dua-duanya. Berarti pelaku ada di dalam dong dari tadi," tuturnya.
Keduanya baru mendapatkan izin mendobrak pintu pada pukul 22.00 WIB. Saat itu, polisi mendapati pelaku P telah tergeletak bersimbah darah di dalam kontrakan dengan luka sayat di tangan kiri.
Selain itu, terdapat gundukan coran di bawah tangga yang diduga dijadikan lokasi untuk mengubur korban menggunakan material adukan semen. Motor yang digunakan kedua korban juga terdapat di lokasi.
"Baru pas pintu didobrak, benar,ada pelaku sudah tergeletak banyak darah. Sama ada gundukan semen. Baru dibongkar semen itu tadi pagi," ujar Riyadi.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki mengatakan terduga pelaku berinisial P sudah menghuni rumah kontrakan tempat ditemukannya dua mayat perempuan sejak tahun 2019.
Hengki menjelaskan, hubungan terduga pelaku P dengan salah satu korban merupakan rekan kerja di sebuah toko material dan bahan bangunan.
"Inisial H (korban) kenal dengan yang sudah meninggal inisial P, dia bekerja sebagai buruh karyawan toko material tidak jauh dari sini," ujar Hengki.
Ketua RT setempat bernama Purwo Darmanto mengatakan, sosok P tinggal seorang diri di rumah tersebut. Aktivitasnya selama ini terlihat wajar, sebagai warga pengontrak dia terbilang cukup aktif di lingkungan tempat tinggal.
"Aktif biasa sih normal, di lingkungan kalau pas lagi arisan dia ikut arisan, kerja bakti ya kerja bakti," kata Purwo.
Kepada pengurus lingkungan, P mengaku bekerja di perusahaan toko bahan material besi konstruksi di Jalan Sultan Agung Bekasi.
"Kerja di perusahaan PT yang jual beli besi di Jalan Sultan Agung, informasi yang saya dapat itu," tegas dia.
Baca Juga: Keluarga dan Sahabat Kenang Sosok Wanita Korban Pembunuhan yang Dicor, Baik dan Sayang Keluarga