Grid.ID - Kementrian Keuangan mengambil sikap dengan mencopot Rafael Alun Trisambodo dari jabatannya sebagai Kepala Bagian Umum di Kanwil DJP Jakarta Selatan II.
Ini merupakan buntut dari kasus penganiayaan yang dilakukan anak Rafael Alun Trisambodo, Mario Dandy Satriyo, terhadap David Latumahina atau David Ozora.
Imbas kasus penganiayaan itu, gaya hedon Mario Dandy yang gemar pamer harta juga disorot hingga akhirnya menyulutkan efek domino.
Rafael Alun Trisambodo (RAT) kini tengah dalam pemeriksaan lembaga anti-rasuah, KPK.
Tak hanya RAT, kepala Bea Cukai Yogya Eko Darmanto, juga bernasib sama lantaran kerap pamer harta.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengakui banyak pekerjaan yang harus dituntaskan.
Ketika berbincang dengan Rosiana Silalahi di Kompas TV, Sri Mulyani terlihat tak bisa menyembunyikan rasa lelahnya.
"Saya beberapakali lihat bu Ani agak beda sih antara kelelahan yang luar biasa, tapi saya tahu ibu menahan kesedihan juga," sapa Rosiana Silalahi dikutip dari tayangan Rosi di Kompas TV, Kamis (2/3/2023).
Butuh beberapa waktu bagi Sri Mulyani untuk bisa menjabarkan bagaimana kondisinya.
"Sebetulnya kalau kita lihat suasanya sekarang ini ya Ros. Saya benar-benar bisa memahami, di satu sisi masyarakat sangat kecewa dan marah, karena itu adalah sesuatu ekspresi dan harapan dari masyarakat terhadap sebuah institusi yang selama ini sudah kita coba untuk perbaiki dan memang memiliki banyak sekali prestasi dan pencapaian," papar Sri Mulyani.
Kasus Rafael Alun Trisambodo ini rupanya mengingatkan Sri Mulyani pada peran Kemenkeu dalam keuangan negara, terutama selama pandemi.
Suaranya lantas bergetar mengenang ratusan pegawai di Bea Cukai dan Pajak yang meninggal lantaran tetap bekerja meskipun pandemi.
"Kita baru serlesai 3 tahun pandemi dan ini adalah situasi yang tidak mudah. Waktu kita memasuki pandemi dimana banyak jajaran kementrian keuangan yang tetap harus bekerja karena kita paham bahwa peranan dalam keuangan negara tidak bisa absen bahkan justru makin penting dan oleh karena itu lebih dari 130 orang meninggal selama pandemi," tutur Sri Mulyani dengan wajah muram dan air matanya yang menggenang.
"Temen-teman yang di Pajak, Bea Cukai, yang harus tetap melakukan tugasnya kita mendesain policy jadi ini suatu proses yang luar biasa intens," lanjutnya lagi.
Sri Mulyani mengakui adanya rasa kecewa dari masyarakat.
Terlepas dari kasus ini, Sri Mulyani memaparkan deretan prestasi yang juga patut diketahui.
"Secara keseluruhan cukup baik hasil yang dioperoleh bahkan dibandingkan beberapa negara relatif Indonesia bagus perekonomiannya pulih APBN bagus."
"Dan Kemkeu dalam hal ini, dalam berbagai lini, dalam berbagai forum, kita dapat pengakuan adanya suatu reformasi."
"Jadi kejadian ini ya sebetulnya untuk saya pribadi selalu diingatkan untuk memiliki humility kerendahan hati sebagai manusia. Sebagai pejabat kita sering tidak tahu apa yang ada di depan kita," paparnya lagi.
(*)