Masalah murahan atau tidak, menurutnya tergantung dengan individu masinh-masing dan tidak bisa disamaratakan.
"Jangan menghina kamu urusan yang gak kelas dan negatif itu manusianya saja yg tidak mampu menghargai dirinya sendiri dan pekerjaannya hingga jd kelihatan murmer hehehe," tambahnya.
Inul pun tampak bangga dengan uniknya musik dangdut.
"Dimana2 dangdut bergema dari bocah baru lahir - yg sdh buyutan joget goyang dangdutan."
"Baju dari yg harga kiloan -puluhan jut jut itu harga proses yang harus dilakukan biar dihargai yang undang."
"Harus ngikuti jaman model ala korea, jepang aposeh2 tapi auranya teteplah stempel dangdut klo sudah blink2 rasanya di panggung matane semua pada jereng getoo meriah, norak-norak asik ditonton … itulah sensasi dan fantasinya music dangdut," tambahnya.
Ia berpesan agar tidak ada yang saling merendahkan dan saling mengejek profesi masing-masing.
"Kita tidak boleh merendahkan.. krn terkadamg yg rendah itu nilainya sangat tinggi pemirsah."
"Yang mampu menjadikan harga dangdut itu jd mahal ya diri kita sendiri, tidak ada dangdut, dunia tidak hidup!"
"Pokok’e Jogetlah bayaran mahal… job lancar… off air jalan terus," pungkasnya.
(*)