Grid.ID - Miris, kisah pilu warga Lombok Barat.
Warga Lombok Barat harus rela berjalan kaki sangat jauh lantaran tak adanya akses jalan.
Seperti baru-baru ini, puluhan warga Dusun Kampung Sempeni, Dusun Erat Mate, Desa Mekarsari, Lombok Barat, harus menandu jenazah AA (59), Rabu (1/3/2023) sejauh 3 kilometer.
AA dinyatakan meninggal dunia oleh Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Nusa Tenggara Barat, karena mengidap penyakit jantung.
Warga menandu jenazah AA dengan alat seadanya, yakni sarung dan kayu bambu.
Mereka kemudian menandunya sejauh tiga kilometer dari jalan hotmix Dusun Montong Jontok menuju perkampungan Sempeni.
Terlihat dalam sebuah video, para warga yang menandu nampak kewalahan bergantian untuk memandu jenazah dengan cucuran keringat.
Disampaikan Hadi, pada pertengahan Februari 2023, almarhum AA sempat dibawa ke rumah sakit dengan cara ditandu warga.
"Ini sudah pengalaman yang berulang-ulang, ada puluhan orang sakit dan meninggal, kita selalu menggotongnya karena tidak ada akses jalan untuk roda 4 (mobil)," kata RT Ketua RT Sempeni Arsa Hadi melalui sambungan telepon, Minggu (5/3/2023).
Hadi mengungkapkan, sebanyak 120 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Kampung Sempeni selalu khawatir jika ada orang sakit.
"Apalagi kalau orang hamil, lumpuh. Bayangkan, kita berjibaku sejauh 3 kilometer berjalan menyusuri perbukitan untuk sampai ke pelayanan medis," kata Hadi.
Hadi berharap, pemerintah bisa melihat kondisi masyarakat yang butuh infrastruktur jalan agar mudah mengakses pelayanan umum.
"Berapa kali sudah kita usulkan ke kepala desa, agar ada akses jalan, minimal ada jalan masuk mobil pick-up, harapan kami bisa secepatnya dibuatkan akses jalan," ucap Hadi.
Warga Meang Minta Jalan Desa Diperbaiki Usai Seorang Ibu Lahirkan Bayi di Lokasi, Ini Kata Bupati Lombok Barat
Jalan menuju Dusun Meang, Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menjadi sorotan setelah seorang ibu muda bernama Harni Permata Sari (23) terpaksa melahirkan bayinya di lokasi tersebut.
Namun bayi yang dilahirkan oleh Harni akhirnya meninggal dunia setelah dirujuk ke RSUD Praya, Lombok Tengah, Senin (21/2/2023).
Apa yang dialami Harni ternyata bukan kejadian pertama di kawasan itu.
Beberapa warga lain yang sakit, harus ditandu untuk melewati jalan rusak, baru kemudian bisa diangkut menggunakan mobil atau motor.
Jalan tersebut berlumpur dan licin saat hujan, serta berdebu ketika musim kemarau.
"Saya sejak kecil tinggal di Dusun Meang, memang jalannya separah itu," kata seorang warga bernama Fauzi, pada Kompas.com, Minggu (26/2/2023).
Fauzi menjelaskan, sejumlah ibu hamil lainnya juga merasa khawatir mengalami nasib yang sama dengan Harni.
"Memang sulit menuju dusun saya, harus siapkan kendaraan yang memadai, karena hujan, ibu-ibu di sana khawatir sekarang, mereka butuh rumah singgah untuk tunggu kelahiran di desa terdekat agar dekat dengan fasilitas kesehatan," katanya.
Fauzi berharap pemerintah tidak diam menyaksikan kesulitan warga Dusun Meang dan berharap jalan desa segera diperbaiki.
Sementara dihubungi terpisah, Bupati Lombok Barat, Muhammad Fauzan Khalid menyebutkan pihaknya telah menyiapkan rumah singgah di fasilitas kesehatan terdekat untuk ibu hamil di dusun tersebut.
"Yang sudah kita lakukan, kita siapkan rumah singgah di faskes terdekat untuk ibu-ibu hamil yang tinggal di tempat tempat terjauh, cuma memang jarang mau dimanfaatkan," katanya.
“Kalau masalah infrastruktur, semua sudah direncanakan, cuma terkendala kemampuan fiskal daerah dan di Lombok Barat banyak wilayah atau lokasi yang seperti itu," jelas Fauzan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Derita Warga Lombok Barat, Gotong Jenazah 3 Km Melalui Bukit karena Tak Ada Akses Jalan Mobil (*)