Menurut Rio, apapun tantangannya, dirinya harus pergi ke sekolah untuk menimba ilmu pengetahuan.
"Saya sekarang sudah kelas 3 SMA, saya harus pergi ke sekolah untuk dapat pelajaran dan mempersiapkan diri mengikuti ujian akhir, meski banyak tantangan yang saya hadapi," tegasnya.
Setibanya di sekolah, Rio justru mendapatkan apresiasi dari kepala sekolahnya karena datang membawa kuda.
"Saya sampai di sekolah, bapak kepala sekolah tanya saya kenapa bawa kuda, saya jawab, 'Saya takut terlambat, Bapak,'" ungkapnya.
Saat itu, Rio hendak mengikat kudanya di halaman sekolah, namun tidak ada tempat yang cocok.
"Karena ada padang rumput dan pohon di depan sekolah, saya memilih untuk ikat di situ. Dan bapak kepala sekolah beri tahu sekuriti untuk menjaga kuda saya," pungkasnya.
Rio tidak hanya terampil menunggang kuda, saat pulang sekolah, ia membantu ayah dan ibunya menanam padi dan menjaga ladang sawah mereka.
"Kalau saya pulang sekolah, saya bantu bapak dan mama jaga sawah," ucapnya.
Untuk diketahui, Rio juga mewarisi talenta ayahnya sebagai seorang joki kuda dalam pacuan kuda Hus (gelaran budaya pacuan kuda indah orang Rote).
Sebelumnya Kompas.TV memberitakan, seorang siswa SMAN 1 Rote Barat Daya bernama Rio Jonatan Adu menunggang kuda untuk berangkat ke sekolah karena sepeda motor miliknya mogok.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Rote Baratdaya, Adi Adu, mengatakan aksi siswanya menunggang kuda ke sekolah tersebut tidak ada kaitannya dengan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi.