Baca Juga: MENCEKAM! Akibat Erupsi Gunung Merapi Kondisi Langit Siang Hari Gelap Gulita Seperti Malam
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjelaskan, awan panas guguran (APG)) kali ini memiliki jarak luncur sejauh 4 kilometer. APG meluncur ke arah barat daya, yakni di alur Kali Bebeng dan Krasak.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menerangkan, berdasarkan pantauan, APG meluncur sebanyak 24 kali mulai pukul 12.12 hingga 16.00 WIB.
"Setidaknya intensitasnya terbesar kedua setelah (erupsi) pada 27 Januari 2021. Saat itu rentetan awan panasnya sebanyak 52 kali ke arah Kali Boyong," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu sore, dilansir dari Antara.
Agus menambahkan, rentetan APG Gunung Merapi ini terjadi karena longsoran kubah lava.
"Ini (rentetan awan panas guguran) prosesnya adalah karena terjadinya longsoran kubah lava barat daya," tuturnya.
Dampak APG Gunung Merapi ini membuat sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah diguyur hujan abu. Kabupaten dan Kota Magelang menjadi daerah yang dilanda hujan abu tebal.
"Jauhnya sebaran abu Merapi ini tidak berarti kemudian erupsinya sangat besar karena ini tergantung kekuatan angin juga, tapi memang intensitasnya saat ini terhitung cukup besar," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di laman Kompas.com dengan judul: Suhu Udara Panas di Yogyakarta Tidak Terkait Erupsi Merapi, Ini Penjelasan BMKG (*)