Selama 10 tahun, Tang pun hidup dalam keraguan dan siksaan.
Ia mencurahkan kasih sayang terhadap sang anak lelaki, sedangkan kepada putri sulungnya ia bersikap dingin.
Sang putri merasa tertekan dan sedih karena sikap ayahnya yang tiba-tiba dingin dan tak peduli dengannya.
Hingga akhirnya saat sang putri berusia 18 tahun dan masuk kuliah.
Tang mengaku tak mau membiayai sang anak, istrinya pun murka dan merajuk pisah kamar.
Tang pun geram dan mengeluarkan semua unek-uneknya soal sang anak.
Akhirnya Li dan sang putri pun tahu mengapa Tang memiliki sikap yang dingin dan tak peduli.
Sedangkan tetangga yang menggoda mereka dulu kini telah pindah, Li pun meminta agar Tang dan putrinya tes DNA.
Hasil tes DNA pun keluar, hasil menunjukkan bahwa putri mereka dan Tang adalah ayah dan anak.
Tapi luka perih karena diacuhkan selama 10 tahun membuat sang istri meminta berpisah, sang putri pun ikut dengan Li.
Sedangkan putra mereka ikut dengan Tang.
(*)