Grid.ID - Setelah lama absen akibat masa pandemi, Pasar Yakopan yang sempat rutin mengiringi perayaan ulang tahun Bentara Budaya setiap bulan September, kini hadir dengan suasana dan nuansa baru.
Dengan semangat memberi arti kesejarahan Bentara Budaya yang mengapresiasi karya dan kerajinan seni pinggiran, Pasar Yakopan diselenggarakan secara berkala sesuai penanggalan Jawa, yakni Sabtu Pon, yang merupakan weton kelahiran Bapak Jakob Oetama, salah satu Pendiri Kompas Gramedia.
Pasar Yakopan bukan sekadar lokasi pertemuan antara penjual dan pembeli melainkan ruang perjumpaan gagasan dan ide.
Salah satu hal yang dikedepankan bukanlah transaksi melainkan interaksi antarmanusia.
Karenanya, selain lapak seni, kerajinan, dan kuliner, hadir pula di sini bentuk kreasi yang luwes, serta diskusi-diskusi yang semoga memperkaya wawasan.
Deskripsi Pasar Yakopan
Yakopan berasal dari nama pendiri Kompas, Jakob Oetama. Pasar Yakopan dulunya diadakan setiap ulang tahun Bentara Budaya.
Pasar Yakopan merupakan bentuk pasar tradisional yang diadaptasi dalam bentuk pasar versi Bentara Budaya.
Pasar Yakopan memberikan tempat bagi para pedagang kecil, para perajin yang rata-rata tinggal di pinggiran Yogyakarta, dihadirkan dalam Pasar Yakopan.
Kehadiran para perajin ini merupakan bentuk kepedulian Bentara Budaya pada mereka yang berjuang dan mengabdikan dirinya pada kesenian-kesenian pinggiran.
Pinggiran tidak hanya dari sisi lokasi, namun pinggiran dalam arti tidak banyak kesempatan untuk tampil di publik yang lebih luas.
Baca Juga: Mengenang Remy Sylado, sang Seniman yang Serba Bisa