Sehingga untuk membantu perekonomian keluarga, Joko menjadi tukang gali kubur.
“Butuh uang buat belanja, bapak masih tamtama anak tujuh, saya yang nomor keempat,” ujarnya.
Tidak hanya menjadi tukang gali kubur, Joko saat itu juga menjual air, kembang, pasir dan bata untuk tambahan penghasilan.
Sebab sejak di bangku SMP, dirinya terbiasa membantu orangtuanya untuk mencari tambahan biaya hidup keluarganya.
"Saat itu susah cari rezeki sementara setiap bulan keperluan banyak.
Ya makanya saya jadi tukang gali kubur sampai sekarang juga masih," ungkapnya.
Niat kemanusiaan
Dahulu, saat masih SMP, Bripka Joko bercerita, dirinya mendapatkan upah Rp 35.000 dari menggali kuburan.
Upah itu digunakan untuk membantu orangtuanya.
Namun dari niat semula mencari tambahan penghasilan untuk keluarga kini bergeser.
Bripka Joko yang menjadi ketua penggali kubur kini melakukan pekerjaan tersebut karena kemanusiaan.