Grid.ID - Mantan pejabat pajak sekaligus ayah Mario Dandy, Rafael Alun Trisambodo curhat soal nasibnya usai dimiskinkan KPK.
Dalam curhatan itu, Rafael Alun Trisambodo ngaku mengalami kesulitan dalam hal keuangan.
Rafael Alun Trisambodo juga menyinggung soal kesulitan bayar THR usai hartanya disita KPK.
Seperti diketahui, nama Rafael Alun Trisambodo viral usai anaknya, Mario Dandy jadi tersangka kasus penganiayaan.
Tak hanya penganiayaan, Mario juga jadi perbincangan lantaran demen pamer tunggangan mewah di usianya yang masih muda.
Buntut dari hal itu, kekayaan ayah Mario pun langsung dicurigai hingga diselidiki KPK.
Dilansir dari Kompas.com, penyelidikan terhadap Rafael adalah buntut dari hasil analisa Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau PPATK atas sejumlah transaksi tak wajar milik Rafael dan keluarganya.
Transaksi sebesar Rp 500 miliar di 40 rekening milik Rafael dan kerabatnya juga diusut. PPATK pun membekukan 40 rekening tersebut.
Selain itu, KPK juga menemukan safe deposit box Rafael yang berisi Rp37 miliar dalam pecahan mata uang asing yang diduga berasal dari suap.
Sementara itu, baru-baru ini KPK juga disebut menyita puluhan tas branded milik istri Rafael.
Harta kekayaanya disita, Rafael Alun langsung curhat soal nasibnya.
Hal itu diketahui dari unggahan akun Instagram @lambe_turah pada Minggu (02/04/2023).
Di unggahan itu, Rafael tampak memakai baju batik dan kacamata.
Ia pun terlihat memamasang raut wajah sedih.
Ia lantas menceritakan bahwa KPK telah menyita 70 tas istrinya.
Namun, Rafael menyebut tas istrinya itu sebagian besar merupakan tas KW.
"Dari 70 tas yang disita oleh KPK, paling banyak itu mungkin hanya 8 sampai 10 yang asli."
"Sisanya semuanya KW. Nanti biarkan pihak KPK mungkin yang bisa melihat itu apakah itu asli atau tidak," ujar Rafael.
Rafael juga sedih lantaran kini sama sekali tak memegang uang tunai.
Ia menyebut uang tunai yang awalnya untuk belanja sudah disita oleh KPK.
"Kemudian, yang saya sedih itu uang tunai. Jadi, uang belanja istri saya, yang belum sempat dimasuk-masukan ke amplop untuk belanja harian. Itu juga diambil," ujar Rafael.
Bukan itu saja, KPK juga menyita uangnya senilai Rp 40 juta.
Rafael menyebut uang itu sebenarnya hendak dipakai untuk membayar THR.
Kini, ia pun bingung bagaimana cara membayar THR untuk pegawai-pegawainya.
"Dan uang saya senilai 40 jutaan, yang sebetulnya, awalnya untuk membayar THR beberapa pegawai saya di rumah itu juga diambil."
"Jadi, pada sat ini saya kebingungan, ketika THR ini nanti saya harus membayarnya dengan apa gitu," pungkasnya.
Mengetahui hal itu, netizen langsung memberikan beragam respon.
Namun, dari semua komentar itu banyak yang mengkritik Rafael Alun.
"Gak usah sok melas pak, bapak tau gak ? yg setiap bulan gajinya dipotong pajak itu berangkat subuh pulang pun gelap, sampe empet empetan naik kereta / busway tiap minggu mesti uru," tulis akun @ele**.
"Lahhhh itu urusan anda, Disita KPK berarti itu uang negara bukan uang anda. Ente kadang kadang ente," imbuh akun @sampr***.
"Hidup terbalik karena perbuatan anda sendiri bukan netizen," timpal akun @eme***.
(*)