"Saya cuma disuruh buatkan teh," kata Sanem.
Terungkapnya kasus pembunuhan berantai ini bermula karena ada salah satu anggota keluarga korban yang melaporkan, kalau ayahnya bernama PO, tak bisa dihubungi sejak 24 Maret 2024.
Anak korban, GE, mengaku pernah diajak ayahnya ke Banjarnegara.
Keduanya berangkat menggunakan bus jurusan Sukabumi-Wonosobo.
Sesampainya di Wonosobo, mereka bertemu dengan Mbah Slamet (pelaku) yang mengajak mereka ke rumahnya di Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.
Sesampainya di rumah, GE disuruh menunggu, sedangkan ayahnya masuk ke sebuah ruangan.
"Pada 20 Maret 2023, korban PO datang sendirian dari Sukabumi menuju ke rumah Mbah Slamet di Banjarnegara menggunakan Mobil Wuling warna hitam," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto.
Lalu tiga hari kemudian, korban mengirimkan pesan melalui WhatsApp ke anaknya yang lain, SL.
Pesan tersebut berisikan lokasi tempat ayahnya berada.
Dari situlah, Polres Banjarnegara berhasil mengamankan pelaku.
Slamet membunuh kliennya sendiri karena sering ditagih janji.