Grid.ID - Istri Slamet Tohari, dukun pengganda uang di Banjarnegara beri pernyataan terkait profesi sang suami.
Istri sang dukun pengganda uang mengaku tak tahu soal profesi suaminya yang selama ini membohongi korbannya dengan dalih menggandakan uang.
Istri Slamet Tohari bahkan kaget saat tahu suaminya telah membunuh 11 orang.
Seperti diketahui sebelumnya bahwa Slamet Tohari telah ditangkap polisi pada Sabtu (1/4/2023) lalu akibat kasus pembunuhan.
Dikutip dari Tribun Muria, warga sekitar kurang begitu mengetahui apa profesi yang dilakoni Slamet Tohari.
Mahmudiono juga mengungkapkan bahwa istri Slamet Tohari mengais rezeki dengan berjualan kubis.
"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu. Tapi istrinya sempat dagang kubis," ungkapnya.
Sang kades mengetahui profesi Slamet Tohari sebagai dukun pengganda uang berdasarkan info dari korban asal Palembang.
Sosok Slamet juga jarang terlihat sosialisasinya di masyarakat.
Rumahnya berada di pinggiran desa dan bersebelahan dengan sungai.
Kediamannya tersebut membuat banyak orang tak tahu detail tentang keseharian Slamet.
"Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," ungkapnya.
Slamet diketahui menguburkan korban-korbannya di ladang milik orang tuanya.
"Saya tahu ada satu mayat saja merinding, apalagi ini banyak sekali. Masyarakat juga resah dengan adanya kejadian seperti ini," katanya.
Sejauh ini, sudah ada 11 mayat yang berhasil ditemukan.
Slamet membunuh para korbannya diduga dengan diracun.
Kata Istri Slamet
Sanem, istri Mbah Slamet mengatakan tidak tahu kalau suaminya telah melakukan pembunuhan.
Selain itu, Sanem mengaku sudah ditelantarkan suaminya sejak satu tahun belakang.
"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," kata Sanem, dikutip dari Tribun Muria.
Sanem juga mengaku, suaminya sering menerima tamu di rumah.
Meski begitu, ia tak mengetahui secara persis, apa maksud kedatangan tamu tersebut.
"Saya cuma disuruh buatkan teh," kata Sanem.
Terungkapnya kasus pembunuhan berantai ini bermula karena ada salah satu anggota keluarga korban yang melaporkan, kalau ayahnya bernama PO, tak bisa dihubungi sejak 24 Maret 2024.
Anak korban, GE, mengaku pernah diajak ayahnya ke Banjarnegara.
Keduanya berangkat menggunakan bus jurusan Sukabumi-Wonosobo.
Sesampainya di Wonosobo, mereka bertemu dengan Mbah Slamet (pelaku) yang mengajak mereka ke rumahnya di Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.
Sesampainya di rumah, GE disuruh menunggu, sedangkan ayahnya masuk ke sebuah ruangan.
"Pada 20 Maret 2023, korban PO datang sendirian dari Sukabumi menuju ke rumah Mbah Slamet di Banjarnegara menggunakan Mobil Wuling warna hitam," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto.
Lalu tiga hari kemudian, korban mengirimkan pesan melalui WhatsApp ke anaknya yang lain, SL.
Pesan tersebut berisikan lokasi tempat ayahnya berada.
Dari situlah, Polres Banjarnegara berhasil mengamankan pelaku.
Slamet membunuh kliennya sendiri karena sering ditagih janji.
Hendri membenarkan, Slamet merupakan dukun pengganda uang.
Korban yang dibunuh Slamet sebelumnya diiming-imingi bisa menggandakan uang hingga miliaran rupiah.
Korban pun tertarik menyerahkan uang puluhan juta ke Slamet.
Namun, Slamet tak kunjung membayar janjinya.
Korban pun menagih janji Slamet untuk menyerahkan uang yang sudah digandakan.
"Slamet ini kesal karena ditagih terus," kata Kapolres, dikutip dari TribunBanyumas.com.
Kesal ditagih, muncul ide Slamet untuk melakukan pembunuhan.
Slamet pun akhirnya membunuh korban dengan menggunakan racun.
Jasad korban langsung dikubur di sebuah ladang.
Atas perbuatannya tersebut, Slamet Terancam hukuman mati.
Tak Sendiri
Diketahui Slamet tak sendirian dalam menjalankan bisnis menggandakan uang ini.
Ia bersama BS, yang bertugas mempromosikan bisnis penggandaan uang di media sosial.
Keduanya kini sama-sama ditetapkan sebagai tersangka.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Slamet Tohari Dukun Pengganda Uang dan Pencabut Nyawa dari Banjarnegara
(*)