Find Us On Social Media :

Lebih Dekat dengan Seniman Penyandang Autisme dalam Pameran ‘Bianglala Seribu Imajinasi’ di Bentara Budaya Jakarta

By Ragillita Desyaningrum, Sabtu, 8 April 2023 | 16:57 WIB

Peresmian pameran 'Bianglala Seribu Imajinasi', Rabu (5/4/2023) di Bentara Budaya Jakarta.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID – Memperingati Hari Peduli Autisme Sedunia 2023 yang jatuh pada tanggal 2 April, Bentara Budaya Jakarta dan Yayasan Autisma Indonesia (YAI) menggelar pameran ‘Bianglala Seribu Imajinasi’.

Pameran ini berlangsung sejak tanggal 6 April hingga 11 April 2023 di Bentara Budaya Jakarta, Jalan Palmerah Selatan No. 17, Jakarta Pusat.

Sebanyak 29 seniman penyandang autisme turut menghadirkan lebih dari 100 karya dalam pameran ini.

Salah satunya adalah Andra Naladira (24), seniman penyandang autisme yang memiliki ingatan fotografis terhadap sebuah gambaran suasana.

Kebanyakan karya yang dihasilkan oleh Andra pun berupa gambar perspektif yang lengkap dengan detail-detailnya.

Ayah dari Andra, Nadhifandra Naladira, mengungkapkan bahwa putranya sangat senang berjalan-jalan untuk melihat suasana yang berbeda.

Suasana yang menarik nantinya akan dilukis oleh Andra melalui sudut pandang yang berbeda, tapi tetap relevan.

“Jadi dia tangkap dulu suasananya, suatu saat beberapa hari kemudian sama dia digambar tapi dari sudut pandang yang lain,” kata Nadhifandra kepada Grid.ID, Rabu (5/4/2023).

Nadhifandra mengungkapkan bahwa kemampuan Andra untuk melukis secara tiga dimensi ini sudah ada sejak ia berusia 3 tahun.

Baca Juga: Kado Spesial untuk Hari Autisme! Kini Ada Buku Cerita Anak Bergambar Tentang Autisme

Uniknya, dalam melukis perspektif, Andra tidak pernah menggunakan sketsa dan tidak pernah menggunakan penghapus.

“Jadi bagi dia itu tidak ada kesalahan. Dia sudah pikirkan matang-matang konsep itu di kepalanya. Jadi tinggal digambarkan di kanvas, di kertas,” ucap Nadhifandra.

Dalam pameran tersebut, peraih medali perak ASEAN Autism Games 2018, Ruben Rayhan Rotty (23) pun turut memamerkan karya-karyanya.

Salah satunya adalah lukisan berjudul Melayangkan Kebahagiaan yang terinspirasi dari foto anak-anak bermain layang-layang di internet.

Menurut Ruben, layang-layang sendiri merupakan lambang dari kreativitas sekaligus kebabasan seorang anak.

“Inspirasi dari foto yang saya temui dari internet, anak-anak bermain layang-layang. Lalu aku pikir bisa juga aku coba kreasi berbagai bentuk layangan yang melambangkan kreativitas dan kebahagiaan,” jelas Ruben.

Ruben mengungkapkan bahwa lukisan tersebut dikerjakan selama kurang lebih tujuh hari, sesuai suasana hatinya.

Adapun salah satu bagian paling sulit dalam menggambar sebuah lukisan adalah memilih warna dan menentukan konteks.

“Sulitnya sih memilih warna dan konteks konsepnya apa. Dan pilih gaya aliran saya apa. Saya suka berubah-ubah,” timpalnya.

Baca Juga: Hadirkan Karya-karya Unggul Seniman Pengidap Autisme, Pameran Bianglala Seribu Imajinasi Resmi Dibuka Hari Ini

Selain itu, ada juga Claire Siregar (22), yang salah satu lukisannya terinspirasi dari perayaan Natal yang sangat disukainya.

Menurut Ibunda dari Claire, Sylvia Siregar, putrinya punya ciri khas tersendiri dalam menciptakan karya-karyanya.

Ciri khas tersebut berupa fitur mata, hidung, hingga mulut untuk objek manusia yang ia lukis.

“Tipe orangnya (yang digambar), pasti matanya ada kayak bulu mata buat yang perempuan. Hidungnya pasti begitu (berbentuk L). Mulutnya pasti begitu. Ada ciri khasnya. Dan kalau untuk orang yang tua dia pasti akan nambahin spot bintik-bintik, mungkin dia lihatin kakeknya ya,” tutur Sylvia.

Sylvia juga mengungkapkan bahwa bakat melukis Claire sudah ada sejak kecil, bahkan sebelum didiagnosa mengidap Autis di usia 2 tahun.

Ketika sedang fokus melukis, Claire bahkan sulit sekali untuk dihentikan.

“Kalau lagi suka, dia nggak bisa diberhentiin untuk melukis. Pak Toto (guru melukis) yang bilang ke saya, ‘Claire ini kalau lagi melukis, nggak bisa berhenti kalau memang nggak mau’,” pungkas Sylvia.

Pameran ‘Bianglala Seribu Imajinasi’ ini merupakan wadah bagi para seniman penyandang autisme untuk menunjukkan bakatnya kepada masyarakat luas.

Pameran ini sekaligus menunjukkan bahwa karya mereka layak untuk diapresiasi dan setara dengan karya para seniman terkemuka lainnya.

(*)