عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf menghapus kesalahan, karenanya maafkanlah aku, hapuslah dosa-dosaku ).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850)
"Namun memang di 10 hari terakhir bulan Ramadhan ada keistimewaan secara khusus yaitu sholat malam di malam-malam ganjil terutama malam 27 Ramadhan," terang Ustadz Khalid Basalamah dilansir Grid.ID dari kanal youtube Khalid Basalamah Official, Minggu (9/4/2023).
Diungkapkan Khalid Basalamah Official, di Mesjid Haram Mekkah dan Mesjid Nabawi Madinah di 10 terakhir akan ada sholat Tarawih 20 rakaat tanpa Witir, sekitar tengah malam dilanjutkan sholat Tahajud antara 11-13 rakaat.
Kemudian, dianjurkan i'tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan, sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW selalu i'tikaf di waktu tersebut, bahkan di tahun terakhir Nabi SAW hidup i'tikaf selama 20 hari.
"Selain itu, usahakan kerjakan semua amal shaleh, bersedekah, membaca Alquran, dan lainnya, agar tidak luput dan dapat meraih malam Lailatul Qadar perbanyak ibadah di seluruh 10 hari terakhir, bahkan lebih dikencangkan," imbau Ustadz Khalid Basalamah.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjimak), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim,no. 1174).
Surah Al Qadr ayat 1-5:
اِنَّا اَنْزَلْن هُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
وَمَا اَدْر ىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ