Kami berdebat berkali-kali dan mengajukan cerai, tetapi saya tidak tega meninggalkan anak-anak saya tanpa cinta, jadi saya tetap bersabar.
Namun pada akhirnya pernikahan kami tidak bisa bertahan lama.
Ketika saya ke pengadilan, saya meminta hak asuh anak karena istri saya benar-benar tidak punya waktu untuk mengurus anak.
Tentu saja, setiap akhir pekan saya masih membiarkan istri saya melihat anak-anak dan pada acara-acara khusus jika dia mau.
Setelah perceraian, hubungan kami tidak lagi kaku seperti dulu, bahkan terkadang kami bisa mengajak anak kami jalan-jalan bersama.
Keluarga dari kedua belah pihak pun sangat berharap bisa kembali bersama.
Namun, dalam hati saya dan mantan istri saya, sama-sama tahu bahwa mereka tidak bisa kembali seperti dulu karena dia sudah memiliki pria lain.
Meskipun saya sedikit kesal di hati saya, saya tetap mengucapkan selamat padanya.
Perkenalan dengan istri kedua
Setahun yang lalu, ibu saya memperkenalkan saya kepada seorang gadis yang dua tahun lebih muda dari saya yang merupakan seorang guru sekolah dasar.
Ketika saya berkenalan dia berusia 35 tahun dan belum pernah menikah.