Grid.ID - Inilah kisah polisi ganteng asisten ajudan Presiden Jokowi.
Kini jadi asisten ajudan Presiden Jokowi, polisi ganteng ini dulunya hidup di kampung.
Bahkan, sang polisi ganteng pernah gagal masuk TNI AD dan AL sebelum masuk ke kepolisian.
Jika melihat seorang presiden dikawal dengan pengawalan ketat tentu sudah sewajarnya.
Apalagi orang nomor satu di Indonesia ini punya ajudan yang akan selalu menjaganya.
Namun, tahukah kamu bagaimana perjuangan seorang ajudan untuk mengawal seorang presiden?
Bahkan bisa dikatakan ia harus rela mengorbankan jiwa dan raganya demi melindungi orang penting setanah air tersebut.
Salah satu asisten ajudan Presiden tersebut dikenal dengan nama Syarif Muhammad Fitriansyah.
Akrab disapa sebagai Iyan, beginilah perjuangan pria kelahiran Pontianak ini menjadi asisten ajudan orang nomor satu di Indonesia.
Kisah mengenani asisten ajudan presiden Joko Widodo dibagikan melalui kanal YouTube TVRI Nasional yang tayang pada Desember 2020 lalu.
Dalam kesempatan tersebut, pria yang berasal daari Kalimantan Barat ini pun mengurai sosok dirinya.
Pria kelahiran tahun 1991 ini menempuh pendidikan di Sekolah dasar Muhammadiyah 2, Pontianak.
Ia juga meneruskan Sekolah Menengah Pertama di Pontianak yakni SMP Negeri 3.
Saat duduk di bangku SMP, Iyan justru ditinggal oleh sang ayah untuk selamanya.
"Ketika tahun 2006 itu ayah saya almarhum, ketika saya SMP, saat itu saya memang pernah punya cita-cita untuk sekolah di luar Pontianak," ungkap Iyan.
Maka tekad itulah yang mengantarkan Iyan masuk ke SMA Taruna Nusantara, Magelang.
Kemudian, setelah lulus, Iyan melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian Semarang.
Tahun 2012 Iyan lulus dari Akpol, ia pun melanjutkan kuliah Strata 1 (S1) di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
"Lalu saya ditempatkan pertama di NTT, lalu ditempatkan lagi di Jakarta, nah di Jakarta saya mengambil S2 di Universitas Indonesia (UI)," terang Iyan.
Tak hanya sapai disitu, ternyata perjalanan pendidikan Iyan sangat membanggakan.
Ia mendapatkan beasiswa dan menjadi lulusan terbaik saat mengenyam pendidikan.
Baca Juga: Pantas Iriana Kepincut, Foto Masa Muda Presiden Jokowi Bikin Melongo, Tampan Bak Oppa Korea!
"Saya mendapat beasiswa ketika masuk SMA Taruna Nusantara, jadi ketika itu yang daftar ke sana dari Kalbar ada 35 orang,
dari 35 orang itu memang sudah dipisah, yang beasiswa dan biaya operasional sendiri, kebetulan saya berada di barisan beasiswa," jelasnya.
"Dari 15 orang pendaftar beasiswa dari Kalbar yang dikirim hanya satu, nah ketika masuk di tes pusat dari Kalbar yang diterima hanya 2 orang, satu beasiswa dan satu lagi biaya operasional sendiri," paparnya.
Iyan pun mengurai pengalamannya saat mengenyam pendidikan di SMA Taruna Nusantara selama 3 tahun.
"Alhamdulillah predikat perunggu lulusan terbaik ketiga dari seluruh siswa angkatan saya," jelas Iyan.
Kini berusia 30 tahun, Iyan pun mengisahkan perjalanan panjang hidupnya yang penuh dengan lika-liku serta perjuangan.
"Namanya kita dari kampung ya, punya andai-andai punya cita-cita, ketika saya pada saat SD, SMP saya aktif di kegiatan Pramuka,
lalu di dalam lingkungan Pramuka itu kan kita punya impian, wah enak juga nih bisa ikut Jambore Nasional, berangkat ke Jakarta, bikin tenda di Cibubur, bertemu dengan saudara-saudara kita lainnya yang berasal dari seluruh Indonesia, dan cita-cita itu tidak tercccapai," ungkap Iyan.
"Nah ketika saat SMA, saya dulu SMP aktif di Paskibra, ya tidak pernah lewatah kegiatan-kegiatan ekskul Paskibra, ketika di SMA ingin daftar Paskibraka ternyata di Magelang punya peraturan harus putra daerah, tidak boleh dari luar daerah," tambahnya.
Nasib siapa yang tahu, Iyan pun bisa mewujudkan semua impiannya ketika menjadi asisten ajudan presiden.
"Jadi andai-andai atau cita-cita itu Alhamdulillah ketika saya menjadi asisten ajudan presiden ternyata saya bisa melihat sendiri," ungkap Iyan.
"Dan ternyata Allah memberikan jalan lain untuk mencapai citacita kita, walaupun kita bukan sebagai pesertanya," ungkap Iyan.
Syarif Muhammad Fitriansyah pun menceritakan perjalanannya hingga menjadi asisten ajudan presiden Indonesiaa.
Awal tahun 2016, saat itu ada surat dari Mabes Polri, saat itu Iyan diperintahkan untuk mengikuti Tes Asisten Ajudan Presiden yang diselenggarakan oleh Mabes polri.
Saat itu tesnya meliputi Bahasa Inggris, Psikotes dan Tes Kesehatan.
Seluruh peserta yang terdiri dari 10 orang yang mengikuti tes mengkrucut menjadi 2 orang.
Dari Mabes Polri mengirimkan 2 orang ke Sekretarian Militer Presiden (Sekmilpres).
Kemudian saat di Sekmilpres kembali diadakan beragam tes yang sama seperti kesehatan dan lainnya.
Setelah itu, Iyan dan lainnya pun dihadapkan di depan presiden dan diberi hanya 2 pertanyaan.
"Yang pertama nama siapa, kamu dinas dimana," ucap Iyan mengingat masa-masa tersebut.
Bahkan Iyan pun mengaku tidak pernah bermimpi untuk menjadi asisten ajudan presiden.
Baca Juga: Ida Dayak Pernah Diberi Mobil oleh Jokowi? Sang Wanita Sakti Kini Ungkap Fakta Sebenarnya
"Ya sudah jikalau pun saya tidak diterima, toh saya akan tetap melaksanakan tugas saya sebagai Kanitreskrim Polsek dengan sebaik-baiknya," ungkapnya.
"Toh kalau misalkan jalan Allah untuk memberikan saya asisten ajudan presiden saya akan melaksanakan dengan sebaik-baiknya," tambahnya pula.
Kemudian, 2 minggu setelahnya, Iyan pun diperintahkan ke Istana Bogor.
Hari itulah Iyan dan beberapa perwakilan lainnya dari Angakatan Darat dan Angkatan Laut pun terpilih menjadi asisten ajudan presiden.
Fakta lainnya ternyata ibu dari Iyan ini tergabung sebagai Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).
Sehingga Iyan diminta untuk meneruskan perjuangan sang ibunda melalui Angkatan Darat.
Namun, sayangnya nasib tak berpihak pada Iyan lantaran beberapa kali mengalami kegagalan saat mencoba mengikuti seleksi Angkatan Darat.
Pun dengan Angkatan Laut, ternyata masih membuahkan kegagalan.
Hingga pada akhirnya Iyan terus berpikir bagaimana caranya agar ia bisa diterima di akademi.
Akhirnya peluang dirinya yakni diterima di Akademi Kepolisian.
Kini sejak terpilih, Syarif yang berpangkat Inspektur Polisi tingkat satu ini pun bertugas menjadi asisten ajudan presiden Joko Widodo.
Ia pun menjelaskan pekerjaan dan tugas yag dilakukan sebagai asisten ajudan presiden.
Aturan mengenai Keajudanan yang melekat pada Presiden, wakil presiden dan atau istri atau suami presiden dan wakilpresiden yang tertera di dalam peraturan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) tahun 2016 Nomor 12.
"Di situ ada dua unsur yang dijelaskan yaitu yang pertama adalah ajudan presiden, yang kedua adalah asisten ajudan presiden," jelas Iyan.
Ajudan presiden itu adalah Perwira TNI Polri yang berpangkat Perwira Menengah, lalu berpangkat Kombes muaupun Kolonel.
Sementara asisten ajudan presiden adalah Perwira TNI Polri yang berpangkat Perwira pertama.
"Seperti saya pangkatnya AKP dari Polri, saya adalah asisten ajudan presiden," jelas Iyan.
Tugas ajudan presiden adalah membantu daripada pelaksanaan tugas-tugas presiden sehari-hari yang mana secara adminsitrasi maupun pribadi.
Sementara tugas asisten ajudan presiden membantu ajudan yang dimana tugasnya sehari-hari membantu secara administrasi presiden.
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul, KISAH Polisi Ganteng dari Kampung Jadi Asisten Ajudan Presiden Jokowi, Dulunya Gagal Masuk AD dan AL
(*)