Menurut Abimanyu, tanggal yang ditampilkan bukan tanggal saat kejadian, melainkan tanggal rekaman ulang.
"Dan kejanggalan ini sangat nyata, di mana rekaman CCTV yang asli tidak kelihatan tanggal dan jam. Padahal label date time stamp itu merupakan suatu hal yang wajib tayang pada semua CCTV, apalagi pada area penting seperti bandara. Jadi semakin jelas bahwa tayangan yang tersebar adalah hasil cropping, bukan tayangan aslinya,'' ujarnya.
4. Abimanyu menjelaskan bahwa dari pemberitaan yang beredar, korban tidak melihat pintu lift di belakangnya terbuka saat sampai lantai tujuan.
Namun, Abimanyu menduga pintu lift tidak terbuka karena belum sampai lantai yang dituju.
"Padahal bukti digital jelas menunjukkan bahwa lift yang terbuka di belakangnya itu pun bukan pada level lantai yang seharusnya. Terlihat jelas ada celah lebar. Bisa dibandingkan dengan bukti digital yang menunjukkan lebar celah yang sama terlihat pada pintu depan si wanita saat dia bergegas lalu terjerumus," ujar Abimanyu.
5. Abimanyu mempertanyakan keberadaan petugas keamanan bandara saat itu.
Menurutnya, semua lift modern bisa dikendalikan secara digital karena mempunyai sensor yang canggih dan otomatis memberitahu operator lift apabila ada yang membuka paksa lift.
"Lalu mengapa pada kejadian ini, petugas lift bandara tidak mengetahui dan juga tidak ada broadcast alert yang harusnya terjadi, dengan tujuan agar pihak security di area lift mengetahui adanya hal yang janggal terjadi," ungkapnya.
6. Jika dilihat dari potongan tayangan, terlihat Asiah melakukan banyak tindakan pada panel.
Abimanyu menduga mungkin salah satunya Asiah menekan tombol panik yang ada pada panel, tetapi tidak ada jawaban/respons dari petugas yang bersangkutan.
"Mengenai pembuktian ini, dapat kita ungkapkan apabila sudah ada rekaman CCTV yang bukan hasil crop. Tindakan penekanan panel tersebut normalnya pasti tercatat pada log lift, yang harusnya ada dan bisa dilihat aparat saat menelusuri kronologi kejadian," ujar dia.