7. Abimanyu menduga rekaman CCTV mengalami banyak editan, baik secara durasi maupun cropped zoom.
Hal ini terlihat dari gambar rekaman CCTV yang putus-putus.
Dia menyebut hal ini sangat mungkin dilakukan untuk menutupi hal yang terjadi sebelum dan sesudah kejadian.
"Apabila petugas beralibi bahwa pemotongan tersebut dilakukan untuk menutupi wajah korban, maka hal tersebut sangat tidak lazim, karena penutupan wajah seharusnya cukup dengan blur, bukan pemotongan bagian tayangan maupun cropping," ujarnya.
8. Abimanyu juga menganalisis detik-detik dugaan Asiah membuka paksa lift bandara.
Jika benar pintu lift bisa dibuka paksa, berarti lift Bandara Kualanamu tidak aman.
"Bayangkan apabila lift tersebut bisa dibuka paksa oleh anak kecil, mengerikan. Karena itu pengungkapan CCTV harus diperiksa baik pada media perekaman maupun DVR dan NVRnya. Begitupun prosedur penanganan CCTV di bandara, harus dievaluasi kembali karena jelas sekali ada faktor kontrol yang terabaikan," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan rekaman CCTV, Asiah naik lift sendirian ke lantai 2.
Dari keterangan polisi, Asiah mengira pintu lift di hadapannya tidak terbuka dan rusak setelah sampai lantai yang dituju.
Padahal, akses keluar berada di pintu yang ada di belakangnya.
Di video, Asiah juga sempat menelepon seseorang yang belakangan diketahui merupakan keponakannya.
Sambil menelepon, Asiah terlihat berusaha membuka pintu lift menggunakan tangan kirinya.
Saat pintu terbuka, Asiah terjatuh di ke celah sempit lift.
Jasad korban ditemukan pada Kamis (27/4/2023) sore, diawali terciumnya aroma busuk di sekitar lift.
Baca Juga: Keluarga Wanita Tewas Jatuh dari Lift Minta Kasus Ditangani Bareskrim, Ini Alasannya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Kejanggalan Rekaman CCTV Saat Asiah Jatuh dari Lift Kualanamu, Benarkah Asli Tanpa Editan?"
(*)