"Saat terbalik kita sembilan orang masih terkumpul," kata Badco. Dalam keadaan gelap gulita, dia sempat menggenggam tangan adiknya, Syafrudin Jalating, sambil memegang badan perahu yang terbalik.
Baca Juga: VIRAL Penyelam Menemukan Alquran 18 Meter di Dasar Laut, Posisinya Terbuka pada Surat ini
Tapi karena benturan kayu dan gelombang besar, tangan adiknya terlepas.
Mereka pun terpisah sejak saat itu.
"Saya pegang tangan adik saya dan pegang perahu. Tapi karena benturan dari kayu, adik saya terlepas," kata Badco menceritakan peristiwa tersebut.
Pada pagi harinya, Badco telah berada di laut biru dan terus terbawa arus.
"Saya tidak tahu itu di bagian mana lagi, ya pasrah saja", katanya. Meski tidak terlihat pulau, Badco pantang menyerah. Dia terus berupaya untuk berenang. Ia selamat karena mengikatkan dirinya ke wadah air plastik besar sebelum melompat dari perahu.
"Saya berenang dua hari satu setengah malam," kenangnya.
Dia menceritakan selama berenang 30 jam tidak memperoleh asupan makanan sama sekali.
Dia hanya mengonsumsi air laut jika haus. Untuk mempertahankan diri di laut, Badco selalu bergantian menggerakkan kaki dan tangannya.
"Ingat anak saja, saya berenang. Saya mendengar anak sebut saya punya nama. Di situ saya semangat berenang."
Badco baru bertemu Pulau Bedwell pada pagi hari dan bertemu dengan 10 ABK Perahu Dioskuri.