Sementara Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak tercatat sebagai guru di SD 74 Suka Makmur, Sungai Bahar di Unit I.
Rosti Simanjuntak hanya berpenghasilan pas-pasan dengan gaji Rp 600 ribu per tiga bulan.
Meskipun begitu, mereka berhasil menyekolahkan keempat anaknya, termasuk Brigadir J.
Brigadir J berhasil menjadi polisi murni karena kemampuannya.
"Anak saya almarhum itu lulus murni tanpa uang," kata Samuel.
Namun siapa sangka, Brigadir J yang merupakan harapan orangtuanya, harus meninggal di tangan Ferdy Sambo.
Kematian Brigadir J, meninggalkan luka yang sangat dalam di hati keluarganya, terutama sang ibunda.
Hampir setiap hari Rosti Simanjuntak menangis, karena tak lagi bisa memeluk Brigadir J.
Di saat Ferdy Sambo mendapatkan vonis hukuman mati, Rosti Simanjuntak menangis bahagia.
"Terima kasih, Tuhan, kau hadir di sini," ujar Rosti dengan cucuran air mata di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023).
Kini Rosti Simanjuntak dan Samuel Hutabarat mulai kembali menjalani kehidupannya.
"Saya merasakan ada sesuatu yang kurang lengkap di tengah keluarga kami," ucap Samuel Hutabarat.
"Merasa ada yang hilang tanpa Yoshua,"
"Merasa ada yang tidak lengkap, ternyata karena meninggalnya Yoshua," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Terungkap Kondisi Terkini Anak Ferdy Sambo, Mulai Bicara Biaya Kebutuhan Rumah: Sampah hingga Wifi
(*)