Saat mencuci pakaian untuk anak-anaknya, Tuan Vuong menemukan noda darah di pakaian dalam putri sulungnya.
Namun, pada saat itu Pak Vuong hanya mengira bahwa itu adalah menstruasi karena putrinya juga berusia 13 tahun.
Tuan Vuong merasa tidak nyaman untuk bertanya kepada putrinya, jadi dia meminta istrinya untuk bertanya, dan gadis itu menjawab bahwa itu bukan haidnya.
Setelah itu, putra kedua secara tidak sengaja memberi tahu orang tuanya kalau salah satu adiknya pernah diberi uang oleh tetangga.
Tuan Vuong mulai ragu, jadi pada pertengahan April, dia memeriksa telepon putrinya dan melihat bahwa tetangganya, yang bermarga Long, telah mengiriminya pesan teks.
Membaca isi tersebut, Tuan Vuong terkejut dan marah ketika mengetahui putrinya telah berkali-kali dilecehkan secara seksual oleh Tuan Long.
"Tuan Long adalah tetangga saya. Dia berusia 70 tahun dan saya tumbuh bersama putranya. Apa yang dia katakan sangat buruk," ujar Tuan Vuong.
Hatinya semkin pilu saat mengetahui anaknya diberi iming-iming uang agar tutup mulut.
"Setelah mendengarnya, saya segera pergi menemuinya, tetapi dia mengatakan akan memberikan uang dan membeli beberapa tonik untuk putri saya. Bantah semua itu," sambungnya.
Tuan Vuong menambahkan bahwa selama dia di penjara dan istrinya tidak bekerja, 3 anak tinggal bersama kakek dan nenek mereka.
Kakek-nenek juga harus pergi memetik paprika setiap hari untuk mencari uang, sehingga tidak punya banyak waktu untuk mengurus 3 cucunya.