Grid.ID - Viral curhatan pilu seorang istri pengacara kondang yang menjabat Wakil Ketua Umum Partai, mengaku ditelantarkan suami saat hamil hingga melahirkan.
Wanita tersebut bahkan sampai mengalami depresi dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa.
Dalam curhatannya, wanita itu menyebut bahwa suaminya terkenal baik dan dermawan, hingga setiap orang pasti tak menyangka ia tega melakukan hal sekejam itu terhadapnya.
Dilansir dari akun Twitter @HeyFarahhh, ia menceritakan kisahnya karena ingin meluapkan rasa sakit yang dia rasakan selama ini.
Dia mengaku sudah dua bulan berjuang sendirian.
Pasalnya, dia ditinggalkan tanpa penjelasan apapun, ketika kandungannya berusia 9 bulan.
"SUAMIKU (mantan) MEMBUATKU MENJADI PASIEN RUMAH SAKIT JIWA
Sebut saja RR.
Dia seorang Lawyer yg juga wakil ketua umum partai.
Orang yg mengenalnya akan ada yg tidak menyangka jika dia seburuk dan sekejam yg saya sebutkan di thread ini,
karena branding image yg dia bangun sebagai seorang yg baik dan dermawan.
Tapi disini saya ingin mencurahkan kesakitan saya tanpa mengurangi atau melebihkan cerita sesungguhnya.
Sekedar ingin meluapkan sakit yg saya rasakan, seperti bercerita pada Allah saja rasanya tidak cukup.
Dua bulan saya struggle sendirian.
Saya ditinggalkan tanpa penjelasan apapun ketika kandungan saya usia 9bln.
Tepat ditanggal 12 maret saya ditinggalkan.
Semua kontak bahkan sosmed dia blokir, hanya menyisakan instagram sbg sarana kami berkomunikasi.
Itupun tanpa saling follow.
Saya berjuang melahirkan anaknya sendirian tanpa didampingi siapa pun.
Sialnya, anak yg saya lahirkan begitu mirip dengannya," tulis wanita tersebut.
Hingga kelahiran sang anak, suaminya tidak juga menemui.
Meski berkali-kali wanita itu mengirim pesan, namun sang suami tetap bergeming.
"Sampai hari kelahiran anaknya, dia tidak juga menemui kami.
Berkali kali saya text dia melalui dm instagram dia tetap bergeming.
Sampai akhirnya, saya bertanya, tidakkah kamu memiliki naluri seorang Ayah? Atau minimal sebagai manusia yg memiliki nurani.
Baru ketika itulah dia membalas pesan saya dan menanyakan keadaan anaknya.
Disitu juga dia mengatakan untuk tidak perlu bertemu lagi, cukup komunikasi melalui dm instagram saja," terangnya.
Sang suami juga mengaku hanya menyanggupi memberikan uang kebutuhan anaknya 100-150 ribu.
Padahal bayi baru lahir butuh banyak sekali biaya.
"Dia juga bilang hanya menyanggupi memberikan uang kebutuhan anaknya 100rb - 150rb (beberapa kali pernah tidak trf sama sekali).
Uang segitu utk kebutuhan bayi baru lahir.
Padahal bayi baru lahir butuh banyak sekali biaya.
Sementara dia masih bisa mentraktir teman2nya.
Baca Juga: Kepala Sekolah Viky Minta Muridnya yang Viral Jalan Kaki 16KM Tak Hadiri Wisuda SMK, Ada Apa?
Ya, seorang Lawyer dengan banyak kasus dan seorang wakil ketua umum partai hanya memberikan 100rb-150rb utk anaknya," jelas sang wanita.
Hingga pada tanggal 23 Mei lalu, wanita tersebut melihat unggahan suaminya sedang menjalani kegiatan di Cisarua Bogor.
Dia pun dibantu hingga bertemu dengan suaminya.
"Sampai pada tanggal 23 mei kemarin saya melihat postingan yg ada foto dia dari ketua umum partainya.
Foto kegiatan Bimtrk di Pusdiklat MK Cisarua, Bogor.
Saya berusaha menemui dia, menyetir sendiri dari Jakarta ke Cisarua membawa bayi saya.
Saya bersyukur sekali selama perjalanan bayi saya tidak rewel, dia tertidur pulas, seperti paham bahwa ibunya sedang memperjuangkannya untuk bertemu ayahnya.
Sampai Cisarua, saya ceritakan kronologi usaha saya utk menemui suami saya pada kepala keamanan Pusdiklat MK.
Dan Masya Allah, mereka orang orang baik.
Mereka membantu saya hingga bertemu dengan suami saya.
Terlihat kaget ketika dia melihat saya, setengah memaksa dia meminta saya utk balik ke Jkt.
Tapi saya menolak, karena memang saya lelah setelah menyetir dr Jkt ke Cisarua, dan anak bayi saya pun butuh istirahat setelah perjalanan," curhat sang wanita.
Akhirnya wanita itu dibawa keluar dari Pusdiklat M* dan suaminya mencari tempat untuk istrinya itu bermalam di sebuah vila yang jauh ke atas bukit.
Sang suami berjanji malam akan kembali datang ke vila itu untuk menemani.
Tapi ternyata sang suami tidak kunjung datang.
Wanita itu mengaku ditinggalkan tanpa makanan dan minuman.
"Akhirnya dia bawa saya keluar dr Pusdiklat, dan kami cari tempat makan.
Disitu saya berusaha bertanya kenapa saya ditinggalkan? Tapi dia selalu menghindari pertanyaan2 saya dengan mengalihkan pembicaraan pada topik lain.
Masih tidak mendapat jawaban, kami pergi mencari tempat untuk saya bermalam.
Dia menempatkan saya disebuah villa yg jauh ke atas bukit, melewati pohon pohon besar dan sungai.
Di villa itu saya dan bayi saya ditinggalkan tanpa makanan dan minuman.
Dia janji malamnya akan datang kembali ke villa membawa makanan dan minuman.
Tapi dia tidak kunjung datang," curhatnya.
Wanita tersebut mengaku ada rasa trauma dengan perlakuan sang suami.
Pasalnya ia pernah mengalami kejadian yang sama saat berada di Surabaya.
"Ada rasa trauma tidak percaya, karena pernah kejadian di Surabaya, dia meninggalkan saya di hotel saat saya kesakitan krn pendarahan setelah diminta melayani dia.
Sewaktu di Surabaya itu pun, saya mencari dia (saat itu dia sedang pegang kasus ponpes di Jombang), krn dia menghilang.
Saya yg sedang hamil muda terpaksa naik bus, 10 jam perjalanan Jkt-Sby.
Sampai Sby saya kehujanan dan dia tidak peduli.
Sahabat saya membukakan kamar utk saya.
Fyi : Setiap kali ada masalah dia selalu menghilang dan menghindar," lanjutnya.
Akhirnya wanita tersebut nekat keluar dari vila untuk mencari suaminya kembali.
Namun ia mendapatkan fakta bahwa suaminya ternyata sudah pergi sejak sore.
"Sampai kemudian saya memberanikan diri keluar dr villa itu.
Dengan kondisi yg sangat gelap, kanan kiri hanya pohon pohon besar, melewati jembatan yg arus sungainya deras, sembari menangis saya susuri jalanan.
Saya kembali datangi Pusdiklat.
Sesampainya di Pusdiklat, saya diberi tau kalo suami saya sudah pergi meninggalkan pusdiklat sejak sore."
Ia pun langsung menangis histeris hingga ingin mengakhiri hidup.
Beruntung ia mendapatkan pertolongan dari teman-teman kantor suaminya.
Wanita tersebut juga diberi tempat menginap di Pusdiklat.
"Seketika tangis saya pecah dan histeris, saya merasa tidak berharga, saya merasa sakit luar biasa.
Saya meraung raung menangis hingga ingin menabrakkan diri saya ke jalan raya
Semuanya terlihat gelap, bahkan saya sudah tidak ingat lagi dg bayi saya.
Saya hanya meraung meronta menangis histeris. Yang terpikir oleh saya hanya MATI.
Bayangkan, 2bln saya berjuang sendiri, hamil hingga melahirkan sendirian, namun pengorbanan dan usaha saya tidak dianggap.
Lagi lagi saya ditinggalkan...
Semalaman saya diberi kamar di Pusdiklat MK, sungguh, mereka begitu peduli pada saya dan bayi saya.
Semalaman hingga pagi saya menangis, saya benar2 jatuh terpuruk."
Keesokan harinya datang dokter yang memeriksa kejiwaan wanita tersebut.
Rupanya ia mengalami depresi hingga harus dirawat di rumah sakit jiwa.
"Hingga pagi, datang dokter dari MK, yg melihat kondisi kejiwaan saya.
Dengan sigap, mereka membawa saya ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi utk segera mendapatkan perawatan kejiwaan saya.
Saya dinyatakan Depresi... Akumulasi kesakitan yg saya tahan 2bln ditinggalkan saat hamil besar hingga melahirkan."
Wanita tersebut kaget saat tahu dirinya dibawa ke rumah sakit jiwa.
Ia pun meronta ingin pergi, namun perawat langsung mengambil tindakan.
"Di perjalanan menuju RSJ, saya tetap menangis, rasa sakit begitu dalam saya rasakan.
Hingga diruang IGD mata saya terbelalak ketika membaca tulisan yg tertera di seragam perawat "RSJ Marzoeki Mahdi", saya meronta utk keluar dari sana sembari mengatakan saya tidak gila.
Beberapa orang perawat memegangi saya dan saya diberikan suntikan dilengan kanan dan kiri.
Badan saya terasa lemas tidak bertenaga, ingatan saya melayang ke masa masa kecil saya."
Namun di hari ketiga, ia mengalami pendarahan dampak dari melahirkan kala itu.
Ia pun harus segera menjalani operasi.
"Hari ke 3 diruang rawat inap, Hemoroid saya pendarahan. Efek mengejan ketika melahirkan, hemoroid saya membengkak. Darah mengucur banyak dihanduk mandi. Handuk yg berwarna putih menjadi merah karena darah.
Hari itu juga, dokter bedah memutuskan saya utk dioperasi esok paginya karena hb saya yg kian menurun karena pendarahan.
Keesokannya, jam 10 saya menjalani operasi Hemoroid. Sekitar 30 menit saya diruang operasi."
Tiba-tiba suaminya datang.
Namun bukan untuk menjenguk, melainkan suaminya menggugat cerai istrinya di saat kondisi sang istri masih lemas habis operasi.
"Selepas operasi saya dibawa ke ruang perawatan umum.
Masih dalam kondisi menggigil dan kaki yg belum bisa digerakkan sempurna efek obat bius, suami saya datang.
Ya, dia datang setelah dipaksa oleh rekan sejawatnya.
Dia datang menemui saya Hanya untuk menceraikan saya
Saya diceraikan sesaat setelah operasi dengan keadaan yg belum pulih."
Kini wanita tersebut hanya menerima nasibnya.
Ia hanya berharap suaminya mendapatkan balasan yang setimpal.
Meski begitu, wanita tersebut bahagia dengan kehadiran anaknya.
"Saya mempertahankan bayi saya hingga lahir DEMI SUAMI saya (karena dia tidak punya anak dg istri pertamanya), dan saya masuk Rumah Sakit Jiwa KARENA SUAMI saya.
Saya Terluka, tapi saya HARUS MEMAAFKAN. Biar Allah yg mengadilinya. Saya serahkan dan pasrahkan semuanya pada Allah.
Yang terpikir saat ini adalah, bagaimana saya membesarkan bayi saya. Dan saya akan berjuang untuknya hingga ia bisa menceritakan dengan bangga, "Perempuan Kuat itu adalah IBU SAYA," tutup sang wanita.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul 'Saya Mau Mati' Teriak Istri di Bogor Dicampakkan Suami hingga Masuk RSJ: Diceraikan Usai Operasi
(*)