2. Trombosis Koroner
Serangan jantung mendadak dapat terjadi jika plak aterosklerotik pecah, menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus) di dalam arteri koroner yang menyumbat aliran darah.
Trombus ini dapat sepenuhnya menghentikan aliran darah ke jantung, menyebabkan kerusakan otot jantung yang serius.
3. Sindrom Plak Instabil
Plak aterosklerotik yang tidak stabil atau rawan pecah dapat menyebabkan serangan jantung mendadak.
Ketika plak tersebut pecah, zat yang proinflamasi dan trombogenik dapat melepaskan, memicu pembentukan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner.
4. Faktor Risiko Kardiovaskular
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung mendadak, seperti merokok, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi (hiperlipidemia), diabetes, obesitas, gaya hidup tidak sehat, dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
5. Stres Emosional atau Fisik yang Berat
Stres emosional yang tinggi, seperti kehilangan orang terdekat atau kejadian traumatis, dapat memicu serangan jantung mendadak.
Aktivitas fisik yang berat atau intensitas tinggi juga dapat memicu serangan jantung pada individu yang memiliki risiko yang sudah ada.
6. Penyakit Jantung Lainnya
Beberapa kondisi jantung lainnya, seperti aritmia (ketidaknormalan irama jantung), penyakit katup jantung, dan gagal jantung, dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung mendadak.
(TribunStyle/ Amr)
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Nikmati Malam Pertama, Pengantin Ini Tak Keluar Kamar hingga Besok, Keluarga Syok Lihat Kondisinya
(*)