Walhasil, rumah lima lantai itu berdiri tepat di tengah jalan, yang tidak jauh dari stasiun kereta api.
Pemerintah tetap mewujudkan rencananya dengan membangun jalan raya sebagai penghubung stasiun kereta api.
Para pengguna jalan yang melintasi jalan itu, mau tidak mau pengendara harus berputar melingkari rumah yang berdiri di tengah jalan tersebut.
Hingga akhirnya, rumah itupun viral dan dibicarakan berbagai media.
Rumah ini menjadi pusat perhatian dan disorot media.
Rumah milik Luo menjadi satu-satunya hunian yang bertahan meski sekitarnya sudah sirna dan berubah jadi jalan bebas hambatan.
Tak lama kemudian, sang pemilik akhirnya rela pindah dan membongkar rumahnya.
Luo Baogen mendapat uang ganti rugi dari pemerintah sebesar 260.000 yuan atau sekitar Rp400 juta.
Nominal itu jauh lebih besar dibandingkan para tetangganya yang ikut tergusur sebab proyek jalan itu.
Rupanya! Keputusan Luo untuk angkat kaki dari rumah kesayangannya bukanlah karena uang ganti rugi.