Grid.ID - Sebuah rumah mendadak jadi sorotan dan banyak dibicarakan media.
Pasalnya, rumah tersebut berdiri di tengah-tengah jalan raya Provinsi Zhejiang, China.
Yang mana dikarenakan sang pemilik tak mau berpindah tempat.
Di saat para tetangganya memutuskan untuk pindah, pemilik rumah itu tetap ngotot tak mau menyerahkan rumahnya untuk dijadikan jalan raya.
Akan tetapi, kini rumah itu sudah berhasil di robohkan dan rata dengan tanah.
Rupanya ini bukan karena pemilik mendapatkan uang kompensasi lebih, ada campur tangan wartawan atas robohnya rumah itu.
Awalnya pemerintah Provinsi Zhejiang, China akan membangun jalan raya sebagai penghubung stasiun kereta api.
Kemudian sekitar tahun 2012, sejumlah rumah terpaksa harus digusur untuk dibuat jalan raya yang lebar.
Akan tetapi, ada di Wenling, Provinsi Zhejiang, China, yang dengan santainya bertengger di tengah jalan raya.
Pemilik rumah itu adalah Luo Baogen yang bersama istrinya menolak keras penggusuran.
Mereka ngotot tak mau pindah karena biaya kompensasi yang ditawarkan tidak sesuai harapan.
Walhasil, rumah lima lantai itu berdiri tepat di tengah jalan, yang tidak jauh dari stasiun kereta api.
Pemerintah tetap mewujudkan rencananya dengan membangun jalan raya sebagai penghubung stasiun kereta api.
Para pengguna jalan yang melintasi jalan itu, mau tidak mau pengendara harus berputar melingkari rumah yang berdiri di tengah jalan tersebut.
Hingga akhirnya, rumah itupun viral dan dibicarakan berbagai media.
Rumah ini menjadi pusat perhatian dan disorot media.
Rumah milik Luo menjadi satu-satunya hunian yang bertahan meski sekitarnya sudah sirna dan berubah jadi jalan bebas hambatan.
Tak lama kemudian, sang pemilik akhirnya rela pindah dan membongkar rumahnya.
Luo Baogen mendapat uang ganti rugi dari pemerintah sebesar 260.000 yuan atau sekitar Rp400 juta.
Nominal itu jauh lebih besar dibandingkan para tetangganya yang ikut tergusur sebab proyek jalan itu.
Rupanya! Keputusan Luo untuk angkat kaki dari rumah kesayangannya bukanlah karena uang ganti rugi.
Kepala Desa Xiazhangyang, Chen Xuecai, menyatakan, Baogen pindah bukan karena letak rumahnya di tengah jalan.
Melainkan dia merasa lelah karena terus-terusan didatangi wartawan untuk meliput rumahnya.
Jelas, sejak dia ngotot tak mau pindah, rumahnya jadi yang satu-satunya mencolok di tengah jalan raya.
Sejak rumah Baogen dimuat di beberapa media, setiap hari dia menerima kunjungan banyak orang sehingga merasa tidak nyaman.
Rumah kakek China itu akhirnya kini rata dengan tanah.
"Luo Bagoen mendapat banyak tamu dari berbagai media atas rumahnya tersebut.
Sehingga, ia memutuskan merelakan rumahnya dihancurkan," kata Xuecai, seperti dikutip dari berbagai sumber.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul, Awalnya Menolak Keras Digusur! Rumah di Tengah Jalan Raya Ini Kini Rata dengan Tanah 'Ulah Wartawan'