Sementara, Pelaksana Harian (Plh) Rektor UNM Prof Ichsan Ali mengatakan, para pelaku yang diamankan polisi itu merupakan mantan mahasiswa UNM yang dipecat atau di-DO.
"Kalau orang selesai itu kan dapat ijazah. Ini tidak dia. Yang empat orang ini angkatan 2008. Ini mereka bebas keluar masuk kampus, karena pernah mungkin ada kenalannya di dalam, itu mungkin yang bawa masuk," kata dia.
Dalam pengungkapan brankas narkoba dalam kampus UNM Makassar, Ichsan Ali mengaku pihaknya kecolongan.
Hal ini pun bakal menjadikan birokrat UNM untuk berbenah.
"Itu memang sedikit kita punya kelemahan. Tapi Alhamdulillah dengan hikmah ini, kita akan berbenah lebih bagus lagi ke depan. Ini kita tersentak benar-benar ini, kenapa bisa terjadi dalam kampus," ucapnya.
Sama dengan pernyataan Ana, Ichsan Ali juga membenarkan bahwa ruangan yang disegel polisi itu merupakan sekertariat internal mahasiswa di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM Makassar.
"Ruangan ini dulu lembaga kemahasiswaan digunakan. Karena Covid-19 makanya ditinggalkan. Masuklah mereka ini. Kira-kira tidak dikunci ini ruangan," tandasnya.
Untuk diketahui, jajaran Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulsel membongkar jaringan peredaran narkoba dalam lingkup kampus.
Enam orang jadi tersangka dalam kasus ini.
Berdasarkan hasil penyelidikan, pengendali jaringan narkoba kampus ini dipegang oleh dua narapidana yang masih mendekam di Lapas Bone dan Rutan Jeneponto.
Kasus ini pun masih dalam pengembangan pihak aparat kepolisian.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Sekretariat Mahasiswa UNM Makassar Lokasi Brankas Narkoba, Jadi Tempat Kumpul Kebo Oknum Senior dan Alumnus"
(*)