Grid.ID - Terungkap kondisi ketiga anak Budiati, ibu yang tewas di rumah kontrakannya di Pati akibat dianiaya suami.
Tiga anak Budiati ditemukan dalam kondisi lemas bersama jenazah Budiati yang sudah 2 hari meninggal dunia.
Anak bungsu yang dipeluk Budiati, belum genap berusia 1 bulan, ditemukan dalam kondisi miris hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Seperti diketahui, saat tewas, Budiati tengah memeluk anak bungsunya yang masih bayi.
Sedangkan anak pertama yang berusia 4 tahun dan anak kedua yang berusia 2 tahun, memeluk Budiati dari belakang.
Saat ditemukan, ketiga anak tersebut dalam kondisi lemas lantaran sudah telantar selama 2 hari 2 malam.
Bahkan si anak bungsu dehidrasi dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Mereka tak tahu jika sang ibu sudah meninggal dunia sejak 2 hari.
Usut punya usut, ternyata Budiati sempat mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Hal itu terbukti dari kondisi tubuhnya yang dipenuhi luka lebam.
Polisi pun akhirnya berhasil menangkap suami Budiati, Mashuri (45) sebagai tersangka KDRT.
Saat diinterogasi, Mashuri juga mengakui pernah memukuli istrinya.
Hal itulah yang mendasari polisi menetapkan Mashuri sebagai tersangka.
"Dari hasil autopsi, ditemukan memar-memar di kepala korban yang pada akhirnya mengakibatkan korban meninggal dunia. Tapi itu tidak terjadi seketika," ujar Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Onkoseno G Sukahar yang dikutip dari Kompas.com Sabtu (17/6/2023).
Namun ia mengatakan hal tersebut adalah akumulasi dari penganiayaan yang dilakukan oleh suaminya.
Apalagi kondisi korban saat itu belum fit pasca melahirkan.
Menurut Kompol Onkoseno, Mashuri marah pada istrinya dan menganiaya karena dipicu cemburu.
"Dia bilang, saat mau melihat HP (ponsel) istrinya, dia dilarang. Hal ini membuat pelaku mencurigai istrinya punya selingkuhan," kata dia.
Menurut keterangan tetangga, Mashuri memang biasanya hanya sepekan dua kali mengunjungi Budianti.
Lantas, bagaimana nasib 3 balita yang ditinggalkan oleh Budiati?
Saat ini anak sulung dan anak kedua Budiati dirawat oleh sang kakek, Gunadi di rumahnya.
Sementara anak bungsunya yang masih berusia satu bulan masih dirawat intensif di RSUD RAA Soewondo Pati.
Cerita Ayah Korban
ayah Budiati, Gunadi (61) mengatakan bahwa putrinya dipukuli oleh Mashuri pada Jumat (9/6/2023).
"Sabtu (10/6/2023) itu saya mengunjungi cucu-cucu saya untuk memberi uang jajan."
"Saat itu anak saya menangis sambil matanya melirik suaminya."
"Dia menangis sambil tangannya menekan bagian tubuhnya yang sakit."
"Ternyata dia dipukuli pada Jumat," kata Gunadi ditemui Tribunjateng.com di kediamannya, Desa Karangrejo, Kecamatan Juwana.
Gunadi mengatakan, sebelum diketahui bahwa Budiati telah meninggal, cucu-cucunya tidak mengetahui bahwa ibunya sudah tiada.
"Jadi selama hampir dua hari dua malam mereka terlantar."
"Makan apa saja yang ada di kulkas."
"Begitu makanan di kulkas habis ya sudah," kata dia.
Menurut Gunadi, orang yang kali pertama mengetahui bahwa Budiati telah meninggal bukanlah Mashuri, melainkan Ketua RT setempat.
"Ketahuannya itu karena anak yang bayi nangis lama tidak diberi susu."
"Akhirnya Pak RT mendobrak pintu dan melihat anak saya sudah meninggal."
"Lalu Pak RT lapor polisi."
"Setelah Pak RT datang, baru suami anak saya pura-pura datang dan bertanya-tanya apa yang terjadi dan teriak minta tolong."
"Dia juga takut waktu ada yang lapor polisi."
"Berarti kan dia punya kesalahan," jelas Gunadi.
Saat itu, menurut Gunadi, Mashuri tampak gelisah.
Dia merokok satu-dua hisapan lalu rokoknya dibuang sebelum habis.
Seperti itu berulang kali.
Mashuri juga terus memegangi kepalanya.
Baca Juga: Video Syur Oknum Polisi Ditemukan Istri, Terkuak Tabiat Suami yang Doyan Selingkuh dan KDRT
Dari situlah Gunadi menaruh curiga.
Terlebih, selama ini Gunadi tidak pernah mengikhlaskan anaknya dinikahi oleh Mashuri.
Menurut Gunadi, Mashuri adalah menantu tidak sah.
Sebab, putrinya hanya dinikahi secara siri.
"Anak saya itu sebelumnya punya suami sah waktu masih kerja di Jakarta."
"Belum pernah cerai."
"Tapi saat pulang ke Kabupaten Pati, kenal Mashuri, dia selalu didesak untuk menceraikan suaminya," ucap dia.
Gunadi menyebut, tanpa seizin dirinya, Mashuri membawa kabur Budiati.
"Begitu dapat surat merah (akta cerai) langsung dinikahi secara tidak resmi, nikah siri."
"Saya dibohongi katanya harus setuju karena anak saya sudah mengandung anak dari Mashuri," ungkap dia.
Menurut Gunadi, dia tidak merestui hubungan anaknya dengan Mashuri karena selama ini ia melihat Mashuri berwatak keras dan mudah marah.
Dia juga punya kebiasaan buruk mabuk-mabukan dan berjudi.
Gunadi berharap Mashuri bisa dihukum seberat-beratnya.
"Saya ikhlas atas kepergian anak saya."
"Saya doakan diterima di sisi Allah."
"Tapi jangan sampai anak saya mati konyol, nyawanya direndahkan."
"Karena itu pelaku harus dihukum seberat-beratnya."
"Kalau hukumannya ringan, saya berani membunuh (pelaku) dan rela dipenjara," tegas Gunadi.
Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Pilu, Nasib 3 Balita di Pati Peluk Jenazah Ibu yang Sudah Meninggal 2 Hari, Ternyata Korban KDRT
(*)