Find Us On Social Media :

Andien Prihatin Limbah Fashion Jadi Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Akhirnya Lakukan Hal Ini

By Ragillita Desyaningrum, Minggu, 18 Juni 2023 | 13:31 WIB

Andien Aisyah dalam acara Citi Global Community Day di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (18/6/2023).

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID – Fakta bahwa limbah fashion menjadi penyumbang sampah terbesar nomor 2 di dunia membuat Andien merasa prihatin.

Sebagai wanita, Andien tak memungkiri bahwa ia merupakan salah satu penikmat fashion.

Seperti wanita pada umumnya, penyanyi berusia 37 tahun ini juga senang berbelaja berbagai produk fashion.

Andien mengaku sangat terkejut ketika mengetahui ada banyak sekali limbah fashion di muka bumi ini.

Ia pun mulai memikirkan apa yang bisa dilakukan demi menyelamatkan bumi dari kondisi memprihatinkan ini.

“Ketika terpapar informasi bahwa limbah pakaian ini menduduki peringkat nomor dua di seluruh dunia untuk penyumbang limbah terbesar, saya cukup kaget, karena 'wah ini apa nih yang harus kita lakukan dan apa yang bisa kita lakukan'?” ungkap Andien ketika menjadi pembicara dalam acara City Global Community Day di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (18/6/2023) pagi.

Pada akhirnya, Andien pun memutuskan untuk mendirikan Setali Indonesia pada tahun 2018 bersama teman-temannya.

Kebetulan saat itu belum ada lembaga ataupun yayasan yang benar-benar mengkhawatirkan limbah fashion di Indonesia.

Ibu dua anak ini pun memahami bahwa limbah pakaian adalah salah satu limbah yang sulit untuk didaur ulang.

“Kalau kita ngomong zaman dulu banget, mungkin masih pakai pewarna alami, serat yang mudah didaur ulang. Sedangkan zaman sekarang banyak sekali unsur-unsur dari pakaian yang memang susah didaur ulang,” kata Andien.

Baca Juga: Bicara Soal Parenting dan Masa Depan, Andien Aisyah Tak Ingin Anak-anaknya Tertekan di Bawah Kehendak Orangtua

Ketika baru didirikan, Andien dan pihaknya mengajak masyarakat mendonasikan baju-baju yang masih layak pakai untuk dijual kembali dengan tujuan menggalang dana.

Namun, dari 5 ton pakaian yang berhasil dikumpulkan selama 3 bulan, ternyata hanya sekitar 10 persen yang benar-benar masih layak.

“Rupanya orang-orang ini, temen-temen dan mungkin saya juga, kebingungan karena mungkin banyak yang menerima donasi pakaian yang layak pakai. Lalu yang tidak layak pakai gimana?” ucapnya.

Fenomena ini kemudian membuat Andien terdorong untuk membantu memperpanjang usia pakaian sehingga tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Salah satu upaya yang dilakukan Andien bersama Setali Indonesia adalah upcycle, yaitu mengolah kembali pakaian-pakaian yang sudah tidak terpakai.

Dalam acara tersebut, Andien pun dengan bangga memperlihatkan contoh pakaian hasil upcycle oleh Setali Indonesia.

Barang-barang hasil upcycle pun kemudian dijual kembali dan hasil penjualan akan digunakan untuk kegiatan amal.

“Beberapa upayanya yaitu kami mencoba untuk meng-upcycle dalam bentuk pakaian yang saya pakai."

"Ini jaketnya terdiri dari beberapa pakaian yang sudah bolong, tersundut rokok, tidak ada kancingnya, tidak ada resleting, kelunturan, lusuh, dan lain-lain,” papar Andien.

“Beberapa produk itu kemudian kami mencoba untuk dijual dan hasilnya untuk charity,” tandasnya.

(*)