Find Us On Social Media :

Gagal Jantung, Penyakit Progresif yang Perlu Diketahui dan Diwaspadai

By Dianita Anggraeni, Rabu, 21 Juni 2023 | 09:31 WIB

ilustrasi serangan jantung

Penyakit jantung koroner dan penyakit darah tinggi yang tidak terkontrol merupakan penyebab yang paling sering ditemui.

“Selain itu, berbagai penyebab lainnya antara lain penyakit jantung katup, kelainan jantung bawaan yang tidak dikoreksi, kelainan otot jantung spesifik (kardiomiopati), penyakit metabolik (kencing manis, gangguan hormon tiroid, kegemukan, anemia), kelainan genetik, penyakit ginjal kronik, penyakit paru kronik, alkoholisme, infeksi atau peradangan jantung (miokarditis), efek toksik dari obat-obatan (tersering pasca kemoterapi atau radioterapi kanker), dan kelainan otot jantung terkait kehamilan”, ujar dr. Paskah.

Gejala dan Faktor Risiko Gagal Jantung

Gejala-gejala gagal jantung antara lain sesak napas yang memberat seiring waktu, terutama setiap beraktivitas atau berbaring terlentang. 

Menurut dr. Paskah, sering kali penderita membutuhkan ganjalan beberapa bantalan kepala saat tiduran agar tidak terasa sesak napas, cepat lelah dan tidak bertenaga saat beraktivitas, bengkak kedua tungkai, perut begah dan membesar, disertai dengan mual dan penurunan nafsu makan, gampang berdebar atau nadi yang cepat, bahkan pingsan, dan batuk-batuk saat tidur malam atau berbaring terlentang.

“Keluhan-keluhan ini terkadang kurang jelas ditemukan pada kasus gagal jantung stadium awal atau pada penderita usia lanjut yang sudah kurang aktif bergerak, sehingga check up rutin pada penderita yang berisiko tinggi sangat dianjurkan untuk dilakukan” lanjut peraih gelar dokter spesialis kardiologi dari Universitas Padjajaran tersebut.

Baca Juga: Ari Wibowo Touring di Tengah Proses Cerai dengan Inge Anugrah, Sebut Sebagai Healing

Lebih lanjut, dr. Paskah menjelaskan mengenai beberapa faktor risiko dari kondisi gagal jantung antara lain penderita dengan penyakit jantung koroner atau riwayat serangan jantung/tindakan intervensi koroner (pasang stent jantung)/operasi bedah jantung (bypass), penderita hipertensi kronik, khususnya yang tidak terkontrol, penderita kencing manis lama atau yang tidak terkontrol, kegemukan, penyakit ginjal kronik stadium lanjut, yang memiliki riwayat penyakit jantung usia dini di keluarga, penderita kanker yang pernah mendapatkan kemoterapi tertentu atau radioterapi, dan penderita yang pernah didiagnosis dengan penyakit jantung katup semisal penyakit jantung rematik saat usia relatif muda.

Pemeriksaan dan Terapi untuk Gagal Jantung

Dokter yang menamatkan studi lanjutan tentang gagal jantung di Belanda (2018) dan Singapura (2021-2022) ini lebih lanjut menjelaskan terdapat beberapa tahap pemeriksaan untuk kondisi gagal jantung. 

Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaaan fisik untuk menilai keluhan dan tanda-tanda khas, pemeriksaan rekam jantung (EKG) untuk dugaan adanya kelainan jantung, pemeriksaan ekokardiografi jantung untuk menilai struktur dan fungsi jantung, pemeriksaan laboratorium darah, untuk penunjang diagnosis (NTproBNP atau BNP) maupun untuk menilai berbagai kelainan penyerta yang berkaitan (misal fungsi ginjal, diabetes melitus, anemia, fungsi tiroid, kadar zat besi, dan lain sebagainya).

Baca Juga: TOLAK Tawaran Erick Thohir, Rafathar Sampai Takut Lakukan Ini untuk Pemain Argentina Gegara Pernah Diledek Suporter Bola