Baca Juga: Disebut Makin Glamour dan Glowing usai Menikah, Begini Respon Kocak Kiky Saputri
Peran Glutamat dan Glutamin dalam kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh manusia sangatlah kompleks.
Ketika bakteri atau virus menyerang, sel tubuh seperti limfosit, makrofag, dan neutrofil saling bekerja sama.
Layaknya pasukan perang, mereka membutuhkan logistik yang kuat untuk bisa melawan musuhnya. Tanpa adanya ‘bahan pendukung’, sistem kekebalan kita bisa kalah duluan sebelum berperang.
Nah, ada yang menarik nih dari interaksi Glutamat dan Glutamin dengan limfosit.
Limfosit terdiri dari limfosit T dan limfosit B yang memiliki ketergantungan untuk saling bekerja sama.
Dalam sistem kerjanya, Glutamin berperan untuk memperbanyak sel limfosit T saat mendapatkan signal dari sel yang terinfeksi oleh alergen berupa interferon.
Tanpa adanya interferon, sel T tidak dapat bereaksi.
Sedangkan limfosit B berperan untuk membentuk antibodi setelah mendapat sinyal dari sel T.
Dengan demikian jumlah dan kewaspadaan sel limfosit T sangat penting dalam aktifitas pertahanan tubuh.
Oleh karena itu, tanpa adanya Glutamat dan Glutamin, Limfosit tidak akan berfungsi optimal sebagaimana mestinya.
Tanpanya, kekebalan tubuh akan kehilangan ‘prajurit’ terbaiknya. Kewaspadaan limfosit sel T berkurang demikian pula “sel Nk”. Alhasil, virus dan bakteri akan mudah menyerang tubuh.
Selain Limfosit, Neutrofil dan Monosit juga membutuhkan Glutamin.
Neutrofil dan Monosit yang bekerja dengan cara fagositosis atau menelan musuh sangat bertumpu pada bantuan pasokan Glutamin.
Tak hanya itu Neutrofil dan Monosit juga mendukung laju produksi superoksida yaitu radikal bebas, kunci yang diperlukan untuk membunuh alergen atau musuh yang masuk, sehingga efektif dalam penyembuhan penyakit.
(*)