"Mereka bilang ini berat buat saya, sebab tidak bagus untuk kesehatan saya.
Namun, negara sedang kesulitan, jadi kesempatan penghematan uang pasti jadi prioritas utama," kata Krikalev pada Discover Magazine.
Pada saat itu keadaan keuangan Uni Soviet sedang kolaps.
Pemerintah sampai menjual berbagai peralatan ruang angkasa yang dimiliki, seperti kursi roket hingga Stasiun Ruang Angkasa Mir sendiri.
Kepulangan Krikalev ke Bumi
Setelah melalui berbagai kesulitan, Krikalev akhirnya kembali kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992.
Dia bisa pulang usai Jerman membayar US$ 24 juta dolar untuk membelikan tiket bagi penggantinya, Klaus-Dietrich Flade.
Setibanya di Bumi, ia terlihat masih menggunakan pakaian ruang angkasa yang bertuliskan USSR dan patch bendera Uni Soviet.
Ia dibopong oleh empat orang setibanya di Bumi dalam keadaan pucat dan berkeringat serta tak mampu berdiri tegak.
Orang di sekitar lantas membawakan Krikalev mantel bulu dan memberikannya semangkuk sup kaldu.
Baca juga: VIRAL Bayi Lahir di Bawah Reruntuhan Gempa Bumi, Pilu Begitu Lahir Yatim Piatu, Ibu Tak Selamat
Bukan hanya itu saja yang dirasakan Krikalev.
Dia juga cukup kaget dengan banyaknya perbedaan yang terjadi di kampung halamannya.
Saat ia berangkat, negaranya masih bernama Uni Soviet, namun setelah pulang telah bernama Rusia.
Tidak hanya itu, nama kampung halamannya juga berubah dari Leningrad menjadi St. Petersburg.
Tak hanya itu, gaji Krikalev sebesar 600 rubel yang pada saat itu dinilai tinggi bagi seorang kosmonot tiba-tiba setara dengan gaji sopir bus karena hiperinflasi yang melanda Rusia.
Meski telah melewati hal yang cukup menegangkan, akhirnya dua tahun setelah kepulangannya ke Bumi, Krikalev diangkat menjadi pahlawan Rusia.
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Dikirim ke Luar Angkasa, Astronaut Ini Tak Bisa Pulang Imbas Negaranya Bubar, Berbulan-bulan Menanti,