Find Us On Social Media :

Kisah Raja Tutankhamun yang Terlahir Sebagai Produk Inses, Alami Bibir Sumbing dan Tengkorak Menonjol, Jadi Firaun di Usia 10 Tahun

By Ulfa Lutfia Hidayati, Rabu, 28 Juni 2023 | 10:22 WIB

Raja Tutankhamun yang mengalami kelainan fisik akibat hasil hubungan inses.

Grid.ID - Sosok Raja Tutankhamun memiliki banyak misteri yang tak terpecahkan.

Ia telah menjabat takhta sebagai Firaun di usia 10 tahun.

Namun ternyata Raja Tutankhamun memiliki kondisi fisik yang buruk akibat hasil hubungan sedarah alias inses.

Sarkofagus Raja Tutankhamun pertama kali ditemukan seorang arkeolog Inggris bernama Howard Carter pada 16 Februari 1023.

Penemuan itu memicu intrik dan misteri tentang raja muda dari zaman Mesir Kuno.

Banyak pertanyaan muncul tentang sosok Raja Tutankhamun yang meninggal di suia 19 tahun.

Berikut beberapa fakta Raja Tutankhamun yang menarik untuk disimak.

Hasil Hubungan Inses

Melansir Intisari Online, fakta yang paling mengejutkan tentang Raja Tut adalah bahwa dia adalah hasil dari hubungan inses antara Firaun Akhenaten dan saudara perempuannya sendiri.

Baca Juga: SOSOK Perempuan Muda yang Dihamili Ayah Kandung Sejak Usia 14 Tahun, Pernah Diusir hingga Pindah-pindah Kontrakan, Warga Curiga Hal Ini

Hal ini diketahui dari hasil tes DNA yang dilakukan pada tahun 2010.

Tes DNA juga mengungkapkan bahwa Raja Tut menikahi saudara tirinya, Ankhesenamun, yang juga merupakan anak dari Akhenaten dan saudara perempuannya.

Mereka memiliki dua anak perempuan yang meninggal saat masih dalam kandungan.

Tes DNA terhadap mayat mumi Raja Tutankhamun menunjukkan bahwa penguasa Mesir ini sekitar tahun 1300 SM sebenarnya memiliki kelainan genetik dan bertubuh lemah.

Teknik forensik modern dan teknologi medis masa kini telah mengungkap detail yang menyediakan petunjuk tentang apa yang mungkin memengaruhi kematian Raja Tut.

Hasil tes DNA dan pindai CT menunjukkan bahwa ia mengidap malaria.

Sementara tulang kaki bagian bawah yang retak dan agak cacat merupakan bawaan lahir yang dipercaya sebagai efek perkawinan sedarah yang umum dilakukan di kalangan bangsawan Mesir.

Dia kemungkinan memiliki langit-langit mulut sumbing, kaki bengkok, dan skoliosis, serta tengkorak memanjang dan cacat.

Dia mungkin membutuhkan tongkat untuk berjalan dan bukti menunjukkan dia menderita malaria karena sistem kekebalan yang lemah.

Baca Juga: 5 FAKTA Kasus Pembunuhan 7 Bayi Hasil Inses di Banyumas, Pelaku Punya 3 Istri, Setubuhi Anak Kandung di Gubuk

Firaun Mesir menghormati pernikahan saudara kandung, karena legenda bahwa dewa Osiris menikahi saudara perempuannya, Isis, untuk mempertahankan garis keturunan murni.

Kelainan yang Bisa Dialami Anak Hasil Perkawinan Sedarah

Salah satu alasan mengapa perkawinan sedarah dilarang adalah karena risiko kesehatan yang bisa terjadi.

Anak yang terlahir dari hubungan inses akan memiliki risiko genetik atau risiko kelainan bawaan.

Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat terkait dengan perkawinan sedarah.

1. Penyakit Genetik Resesif

Perkawinan sedarah dapat meningkatkan risiko kelahiran anak dengan kelainan genetik yang diwarisi secara resesif.

Biasanya, orang yang membawa satu salinan gen resesif yang sama tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut.

Namun, jika pasangan dengan hubungan sedarah memiliki gen resesif yang sama, risiko anak mereka menderita penyakit genetik tersebut meningkat.

Baca Juga: Tahu Suami Inses dengan Anak Kandungnya di Purwokerto, sang Istri Malah Diam Saja dan Ikut Bantu Lahiran, Ini Alasannya

2. Risiko Penyakit Autosomal Resesif

Beberapa contoh penyakit autosomal resesif yang lebih umum adalah anemia sel sabit, fibrosis kistik, talasemia, dan gangguan metabolik yang serius.

Risiko kelahiran anak dengan penyakit ini lebih tinggi jika orang tua memiliki hubungan sedarah.

3. Penyimpangan Genetik

Perkawinan sedarah juga dapat meningkatkan risiko kelahiran anak dengan kelainan fisik atau intelektual yang serius.

Peluang untuk mewarisi penyimpangan genetik yang mungkin ada dalam keluarga dapat meningkat dengan perkawinan sedarah.

4. Kerentanan terhadap Penyakit

Anak yang lahir dari perkawinan sedarah juga dapat memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah atau kerentanan terhadap penyakit tertentu.

Ini dapat meningkatkan risiko infeksi atau penyakit lainnya pada masa kanak-kanak mereka.

Baca Juga: VIRAL Kasus Inses di Bukittinggi, Ibu yang Dituding Berhubungan Badan dengan Anak Kini Laporkan Wali Kota Erman Safar: Hoaks

5. Penurunan Keanekaragaman Genetik

Perkawinan sedarah juga dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman genetik dalam populasi keluarga.

Akibatnya dapat mempengaruhi kemampuan keluarga tersebut dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan peningkatan risiko kelainan genetik pada generasi mendatang.

6. IQ Rendah

Perkawinan sedarah dapat berdampak negatif pada kemampuan intelektual anak, bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan gangguan perkembangan.

7. Bibir Sumbing

Bibir sumbing adalah cacat bawaan umum yang bisa terjadi akibat adanya kelainan genetik pada kedua orang tua.

Anak-anak dengan langit-langit mulut sumbing mengalami kesulitan berbicara dan makan.

8. Kelahiran Pematur dan Kelainan Bentuk Fisik

Baca Juga: INSES dengan Ibu Kandung, Pria di Bukittinggi Ini Juga Nyaris Nodai sang Adik Perempuan, Ngaku Urungkan Niatnya Gegara Hal Ini!

Anak-anak dari perkawinan inses rentan lahir dalam kondisi prematur dan memiliki berat badan lahir rendah.

Mereka juga cenderung memiliki kelainan bentuk fisik.

Itu dia beberapa bahaya yang bisa muncul pada anak hasil hubungan inses.

(*)