Grid.ID – Dalam rangka menyambut harlah ke-198, pondok pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang mengadakan serangkaian kegiatan, salah satunya adalah Ngaji Literasi bersama Gramedia.
Pada kegitan ini menghadirkan penulis dan editor buku dari penerbit Quanta, salah satu penerbit di bawah naungan Kompas Gramedia.
“Kami sangat berterima kasih, Gramedia mau bekerjasama mengadakan seminar yang sangat banyak manfaatnya untuk para santri.”
“Diharapkan kegiatan ini mampu memberikan semangat menulis para santri dan mampu menghasilkan penulis andal dari kalangan santri,” kata Ning Iyah sebagai salah satu pengasuh ponpes Bahrul Ulum.
Hal senada juga disampaikan Gus Wafi, panggilan akrab dari DR. KH. Wafiyul Ahdi SH MPd yang merupakan Ketua Yayasan ponpes Bahrul Ulum.
“Saya yakin dikalangan santri mempunyai potensi untuk menulis, sehingga forum-forum sepeti ini diharapkan mampu memantik semangat menulis.”
“Rasa emosional di pesantren perlu diungkapkan lewat tulisan, baik imajinasi maupun pengalaman yang dialaminya, yang penting mau menulis dahulu, baru nanti dikembangkan sesuai genre yang disukai.”
“Saat ini di madrasah-madrasah di bawah asuhan pondok pesantren, sudah memiliki komunitas-komunitas literasi.”
“Sehingga kegiatan semacam ini akan kami adakan secara berkesinambungan,” tambahannya.
Ngaji literasi dilaksanakan selama dua hari, yakni pada hari Sabtu, 24 Juni 2023 dan Minggu, 25 Juni 2023.
Pada kegiatan hari Sabtu menghadirkan pembicara Nursito Lucky Andari selaku editor Penerbit Quanta (Gramedia Grup) dengan materi ‘latihan menulis’.
Baca Juga: Sambut Idul Adha 1444 H, Kompas Gramedia Salurkan Hewan Kurban
Sedangkan pada kegiatan hari Minggu diisi oleh Ning Hj. Vivi Nafidzatin Nadlor yang merupakan penulis buku Pernikahan Semanis Madu bukan Sepahit Empedu.
“Banyak tema yang bisa digali dan dituliskan, mulai dari kehidupan sehari hari di pesantren, rasa hormat dengan guru atau kyai yang bisa diangkat dan menjadi contoh yang sangat baik bagi generasi saat ini.”
“Tetapi untuk menulis membutuhkan tekat yang kuat untuk memulainya.”
“Rasa malas menjadi musuh utama penulis,” kata kak Lucky, panggilan akrap dari Nursito Lucky Andari.
“Kalau mau jadi penulis, tulislah sekarang, ide bisa dari mana saja, lakukan selagi sempat.”
“Media menulis bisa dengan apa saja. Leluhur kita mencontohkan menulis bisa dimana saja.”
“Menulis harus menjadi tradisi dalam pesantren,” kata Ning Vivi, mengakhiri workshop penulisan.
Khanza Fatin selaku peserta Ngaji literasi memiliki kesan yang baik tentang kegiatan ini.
Menurutnya, pemateri menyampaikan materi secara menarik, mudah dipahami dan membuat peserta termotivasi untuk menulis dan cara-cara menulis yang baik.
Profil Program
Ngaji Literasi adalah sebuah program literasi untuk santri yang diinisiasikan oleh Gramedia.
Gramedia sebagai kelompok penerbit terbesar dan jaringan toko buku terluas di Indonesia ingin turut serta mewujudkan program literasi yang dijalankan pemerintah.
Baca Juga: Potensi Industri Nikel Indonesia di Tengah Sengketa Perdagangan dengan Uni Eropa
Gramedia ingin mengampanyekan dan menumbuhkan budaya membaca dan menulis, khususnya di pesantren-pesantren di Tanah Air.
Melalui program Ngaji Literasi, Gramedia ingin berbagi wawasan dan keterampilan bagi para santri dan pesantren melalui buku-buku dan penulis-penulis yang telah bekerja sama dengan Gramedia. (*)