Penelitian Jyothi pun memperkirakan, pemadaman berskala besar seperti ini berpotensi merugikan perekonomian AS hingga 7 miliar dollar per hari.
Tanggapan NASA
Para ahli NASA telah melaporkan bahwa pesawat ruang angkasa, Parker Solar Probe, menemukan petunjuk baru yang akan membantu memahami asal-usul angin Matahari.
Sebagai informasi, solar wind atau angin matahari adalah aliran plasma atau partikel bermuatan yang keluar dari matahari.
Menurut NASA, Parker yang meluncur pada 2018 menjadi pesawat luar angkasa pertama yang "menyentuh" Matahari dan memasuki atmosfer atasnya, korona.
Profesor Fisika University of Maryland, James Drake mengatakan, Parker akan membantu para ilmuwan meneliti bagaimana angin Matahari mencapai kecepatan supersonik.
Baca Juga: Apa Betul Gen Z Indonesia Digital Junkie? Ini Buktinya
"Itu akan memengaruhi kemampuan kita untuk memahami bagaimana matahari melepaskan energi dan mendorong badai geomagnetik, yang merupakan ancaman bagi jaringan komunikasi kita," ujarnya, dikutip dari Forbes (31/8/2021).
Sejak Parker meluncur, para ilmuwan mengetahui bahwa angin Matahari didorong oleh semburan energi dari korona yang dinamakan sebagai jetlets.
Meski belum dapat memecahkan teka-teki seputar badai Matahari, temuan ini merupakan perkembangan amat besar dalam memahami fisik pusat tata surya.
NASA Lakukan Prediksi dengan AI
Selain ancaman badai, para ilmuwan juga harus tetap memperhitungkan siklus 11 tahunan Matahari.