Jaime Zarate, penulis sejarah San Pedro Huamelula, mengklaim bahwa pernikahan memungkinkan kedua belah pihak untuk "menghubungkan dengan apa yang menjadi lambang Ibu Pertiwi,"
"Selain itu juga meminta hujan yang mahakuasa, perkecambahan benih, semua hal yang damai dan harmonis untuk pria pribumi Chontal."
Ritual pernikahan pun juga tidak mudah dan termasuk rumit.
Dimulai dengan reptil diarak dari satu rumah ke rumah warga agar mereka bisa menari dengan buaya ini di pelukan mereka.
Buaya itu juga mengenakan rok hijau, tunik bersulam, dan hiasan kepala yang terbuat dari pita dan payet.
Belum lagi moncong panjang mempelai wanita yang juga diikat rapat dan didandani cantik.
Saat acara pernikahan, makhluk itu terlihat memakai kostum pengantin wanita.
Upacara tersebut juga melibatkan seorang nelayan setempat yang melempar jalanya dan melafalkan harapan bahwa pernikahan akan membawa:
"Agar bisa menangkap ikan yang banyak, sehingga ada kemakmuran, keseimbangan, dan jalan untuk hidup damai."
Baca Juga: RATAPAN Pilu Ibu di Surabaya, 2 Anak Balitanya Hanyut di Sungai: Dibawa Buaya Putih
Segera setelah pernikahan, wali kota menari dengan makhluk itu untuk merayakan persatuan janji suci mereka.
Bagaimana menurut kamu?
Artikel ini telah tayang di Tribun Style dengan judul SAH! SOSOK Wali Kota Bahagia Resmi Menikahi Seekor Buaya Betina Bernama Alicia, Terungkap Alasannya
(*)