Bahkan, Juwanto masih bisa membuka warung bersama kakaknya sejak putus sekolah.
Namun, dua bulan belakangan, Juwanto sudah tidak lagi berjualan.
Selain karena berat badannya yang kian meningkat, ia juga mengeluhkan rasa nyeri pada tangan dan kakinya. "Keadaan fisiknya menurun dua bulan ini. Keluhannya sakit di tangan dan kakinya. Masih bisa bergerak, tapi berasa sakit katanya," ucap Lina.
Juwanto sering mencurahkan isi hati tentang berat badannya kepada Lina. Ia beberapa kali menyampaikan ingin berdiet supaya sehat.
"Sekarang beratnya sekitar 200-an kilogram. Dia sering curhat pengin badannya normal supaya bisa leluasa geraknya, dan enggak ngerasa sakit kaki dan tangannya," sambung dia.
Berat badan Juwanto yang mencapai 230 kilogram membuat keluarga akhirnya menyetujui saran dari warga dan pihak puskesmas untuk mengevakuasinya ke rumah sakit.
Ia dibawa ke RS Adhyaksa untuk mengontrol dan menurunkan berat badannya.
Evakuasi dilakukan pada Kamis pagi oleh Sudin Gulkarmat Jakarta Timur dan BPBD Kramat Jati sekitar pukul 09.00 WIB. Juwanto tiba di RS pukul 09.30 WIB.
Namun, sebelumnya, Sudin Gulkarmat Jakarta Timur telah mendapat laporan untuk mengevakuasi Juwanto pada Jumat (30/6/2023).
Akan tetapi, pada saat itu pihak keluarga masih merundingkan kondisi kesehatan Juwanto.