Sehingga semua komentar yang masuk tentang KKN di Desa Penari akan ia pikirkan matang-matang.
“KKN Desa Penari itu cerita paling dalam, itulah mengapa saya memandang cerita ini intim banget,” beber Simple Man.
Setelah menyampaikan keinginannya ke keluarga dan orang terdekat, SimpleMan menghubungi pimpinan redaksi penerbit novelnya.
Dengan tegas SimpleMan mengatakan tak akan mengambil royalti penjualan novel KKN di Desa Penari.
“Jadi saya bilang ke Mas Vial yang saat itu masih jadi pimred, saya bilang ‘mas semua royalti dari buku ini nggak boleh masuk ke kantong saya’,” kata SimpleMan menirukan ucapannya kala itu.
Rupanya keputusan SimpleMan sempat disayangkan oleh pihak penerbit.
Tak dipungkiri, penjualan novel KKN di Desa Penari begitu laris di pasaran.
Sehingga royalti yang seharusnya diterima sang penulis pun tidaklah sedikit.
Awalnya, pihak penerbit sempat memberi saran untuk menyumbangkan sebagian saja, namun hal itu ditolak mentah-mentah oleh SimpleMan.
“Mas Vial meyakinkan saya, ini (royalti) banyak banget lho. Apa nggak sebaiknya setengah aja?” tutur SimpleMan.
Keputusannya sudah bulat, SimpleMan tak mau mengambil sedikitpun uang royalti penjualan novel KKN di Desa Penari.
Bukan tanpa alasan, ia menilai jika ikut menikmati penjualan royalti maka dirinya akan dihantui rasa bersalah.
“Saya bilang, 1 persen pun saya nggak mau. Karena kalo saya nerima itu, kata-kata netizen yang bilang ‘tega banget kamu makan uang dari tragedi orang?’ Itu terngiang-ngiang di kepala saya sampe sekarang,” tutup SimpleMan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Alasan SimpleMan Ogah Terima Royalti Novel KKN di Desa Penari dan Pilih Donasikan Seluruhnya
(*)