"Jadi kalau di Jepang itu kita suka kayak cukup jelimet dari peta dan segala macam," ujar wanita kelahiran 39 tahun silam itu.
Tak seperti sekarang di mana peta sudah bisa diakses melalui internet dengan berbagai bahasa, dahulu teknologi belum secanggih itu.
"Kalau dulu kita mencari-cari dan meraba-raba dan belum ada tanda jalan berbahasa Inggris," katanya.
Akan tetapi, kesulitan tersebut begitu tertolong dengan keramahan penduduk Jepang yang bersedia mengantar turis ke tempat tujuan.
"Mereka nggak bisa Bahasa Inggris, kita tanya, mereka sampai mau anterin kita langsung ke tempat tujuan," ceritanya.
"Kayak dia bilang 'ikut saya', lalu dia antarkan sampai mana, se-effort itu," terangnya.
Selain terkesan dengan keramahan penduduk Jepang, Marischka Prudence juga menyukai visual dan pemandangan yang ada di Negara Matahari Terbit itu.
Terlebih, di era masa kecilnya, komik Jepang menjadi bacaan favorit anak-anak seusianya.
"Jadi ada referensi, saat di sana merasakan sesuatu yang sudah dibayangkan," tutup Marischka Prudence.
(*)