"Setelah kami pulang lagi ke Indonesia, kemudian tiga mingguan, saya memberangkatkan lagi sekitar enam orang termasuk dua orang yang disana. Begitu terus prosesnya dikirim ke Kamboja," sambung Hanim.
Proses pemberangkatan para pendonor ginjal ucap Hanim, sempat berhenti pada 2020 hingga 2022 karena diterpa Pandemi Covid-19.
Hingga pada Maret 2023, Hanim berhasil mengumpulkan 40 orang yang akan melakukan transplantasi ginjal.
Kendati demikian, dari hasil medical check up, sebanyak 35 orang bawaan Hanim tak lolos, dan terpaksa dipulangkan.
Hanim mengaku, biaya operasional dari 35 orang yang tak lolos itu pun dibebankan kepadanya.
"Nah ternyata di bulan Maret itu ada info tidak jadi, tidak jadi proses. Jadi 35 itu dipulangkan. Itu biaya ini itu jadi kasbon saya ke rumah sakit," ungkapnya.
Tak sampai di situ, Hanim kembali mencari orang yang ingin menjual ginjalnya.
Kemudian, dia pun mendapatkan 31 orang, untuk diberangkatkan ke Kamboja pada Juni 2023.
Meski merekrut puluhan orang, Hanim mengaku tak mendapatkan untung.
Bahkan, dia malah memiliki utang ke Preah Ket Mealea Hospital, sebesar Rp 700 juta.
"Nah kemudian ada pemberangkatan lagi bulan Juni, itu tetap saya kasbon lagi.