Grid.ID - Pengacara kondang Hotman Paris bantu 2 anak yatim piatu di Tulungagung yang orang tuanya dibunuh.
Bahkan tim hukum Hotman Paris sampai datang langsung ke Tulungagung temui 2 yatim piatu tersebut.
Selain temui 2 anak yatim piatu di Tulungagung, tim hukum Hotman Paris juga menduga adanya keterlibatan pihak lain.
Tim hukum Hotman 911 ikut datang ke Tulungagung untuk memantau kasus pembunuhan pasangan suami istri (pasutri) warga Desa/Kecamatan Ngantru.
Kedatangan tim di bawah pengacara kondang Hotman Paris Hutapea ini untuk merespon aduan dari anak korban, Gustama Albar Al Muzaki (28) dan Nabela Eva Nabatasari (22).
Kedua anak korban ini secara resmi menyerahkan surat kuasa kepada tim hukum Hotman 911 atas kasus pembunuhan yang menimpa pasutri, Tri Suharno dan Ning Nur Rahayu.
“Hari ini kami melapor ke polisi, bahwa ahli waris korban menyerahkan pendampingan perkara ke Hotman 911. Kami juga sudah berkoordinasi dengan penyidik,” ujar Thomas, SH, salah satu anggota tim Horman 911, Jumat (21/7/2023) malam di Tulungagung.
Thomas melanjutkan, penyidik menggunakan pasal 338 KUHPIdana tentang pembunuhan, padahal tidak ada kesesuaian fakta.
Seharusnya menurut Thomas, penyidik lebih dulu mengenakan pasal 340 KUHPidana tentang pembunuhan berencana.
Sebelumnya tersangka, Edi Porwanto (43) alias Glowoh lebih dulu mengeksekusi Suharno.
Setelah itu ada waktu dia istirahat sampai datang Ning ke tempat eksekusi di ruang karaoke keluarga.
Tersangka kemudian mengeksekusi Ning hingga suami istri ini meninggal dunia di satu tempat yang sama.
“Dari runtutan kejadian ini sudah terlihat ada perencanaan. Jadi seharusnya pasal 340 yang dikenakan,” sambung Thomas.
Selain itu tersangka juga membawa tali karet dan potongan bisa sandal jepit dari rumah.
Tali karet itu yang dipakai menjerat leher korban, sementara potongan busa sandal jepit untuk menyumpal mulut korban.
Fakta ini juga menunjukkan ada unsur perencanaan, karena tersangka menyiapkan alat dari rumah.
Fakta lainnya, tersangka pernah mendatangi rumah korban sebanyak 3 kali.
Namun Thomas menggarisbawahi, pihaknya bukan hanya mempermasalah pasal yang dipakai.
Pihaknya menduga ada orang lain yang terlibat dalam pembunuhan Suharno dan Ning Rahayu.
“Bukan soal pasal, tapi siapakah yang berperan di baliknya. Kami mendorong polisi untuk mengungkap itu,” tegas Thomas.
Petunjuk adanya pihak lain, Suharno sempat menyampaikan kepada anaknya, bahwa ada 2 orang yang mencurigakan di depan rumah.
Dua orang ini terlihat di luar pagar sekitar pukul 21.30 WIB, setelah Glowoh masuk ke dalam rumah, Rabu (28/6/2023).
Lalu pelaku menyerahkan diri ke Polsek Ngantru dengan diantar tokoh masyarakat dengan didampingi tim penasihat hukum setelah dicari polisi.
“Jelas ada sebuah setingan, sudah direncanakan. Apalagi saat kasus ini viral, terjadi mutasi sehingga ini memicu kecurigaan kami,” ungkap Thomas.
Karena itu tim Hotman 911 tidak hanya semata mengungkap kasus ini berdasar pengakuan tersangka.
Penyidik diminta untuk mengambangkan kasus ini dengan mempertimbangkan petunjuk-petunjuk yang ada.
Proses hukum seharusnya meluas untuk mengungkap keterlibatan pihak-pihak lain.
“Kami merasa janggal dan tidak puas dengan penanganan kasus ini,” katanya.
Thomas akan berupaya mengajukan keterangan 2 saksi tambahan, agar bisa dipertimbangkan penyidik.
Lebih jauh, tim Hotman 911 juga mempertanyakan motif jual beli akik batu widuri seperti yang disampaikan tersangka.
Sebab faktanya, kesehatian Suharno tidak pernah menyukai batu akik.Selain itu tidak pernah ada bukti batu widuri itu, dan tidak ada bukti chat yang mengarah ke sana.
“Kami akan mengikuti reka ulang yang akan digelar. Kami akan mengamati, berupaya lebih bahkan membantah jika tidak ada kesesuaian fakta dalam reka ulang,” tandasnya.
Berdasarkan penjelasan polisi saat konferensi pers, Senin (3/7/2023), Glowoh bertamu ke rumah Suharno pada Rabu (28/6/2023) pukul 21.00 WIB.
Baca Juga: CANTIKNYA Calon Mantu Hotman Paris, Inilah Sosok Kekasih Fritz Hutapea, Auranya Terpancar Nyata
Tujuannya saat itu minta uang penjualan cincin mustika widuri seharga Rp 250 juta.
Glowoh menjual jimat yang bisa dipakai ritual ini kepada Suharno di tahun 2021.
Namun karena tersinggung dengan jawaban Suharno, Glowoh membunuh Suharno pada rentang pukul 23.30 WIB hingga Rp 23.40 WIB.
Dia menghajar Suharno yang bertubuh kecil dengan tangan kosong, hingga meninggal dunia di ruang karaoke keluarga.
Tangan dan kaki korban lalu diikat dengan tali karet.
Tidak sampai di situ, mulut korban disumpal dengan potongan sandal jepit, dikasih lakban, ditutup lagi dengan kain motif bunga warna merah, terakhir diikat dengan tali ban.
Ning Rahayu datang ke ruang karaoke pada Kamis (29/6/2023) pukul 00.05 WIB, dan sempat bertanya karena ruang karaoke dalam keadaan gelap gulita.
Sementara tersangka bilang, Suharno sedang tidur di dalam.
Ning lalu menyalakan lampu ruang karaoke itu dan sempat melihat suaminya dalam kondisi mengenaskan.
Namun belum sempat ia berbuat sesuatu, tersangka melayangkan pukulan keras ke arah rahang kiri dan membuat Ning tersungkur pingsan.
Tersangka penyeret tubuh Ning lebih dalam ke ruang karaoke, dan menghajarnya dengan 5 pukulan keras.
Kepala bagian belakang Ning juga terbentur lantai dengan keras.Glowoh kemudian mengambil kabel mic yang ada di dalam ruang karaoke itu dan dipakai menjerat leher Ning.
Kabel mic itu sempat putus saking kuatnya Glowoh mencekik korban.
Kabel itu lalu dililitkan ulang dengan sangat ketat ke leher Ning.
Artikel ini telah tayang di laman TribunJatim dengan judul: Kasus Pembunuhan Pasutri, Tim Hotman 911 Datang ke Tulungagung, Ada Dugaan Keterlibatan Orang Lain? (*)