Dari pesantren ini, Mbah Moen berhasil mencetak banyak ulama-ulama besar Indonesia, seperti KH. Abdul Wahid Bandungsari, KH. Zuhrul Anam, KH. Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, KH Sya’roni dan lainnya.
Gus Baha diketahui sering mendapingi Mbah Moen untuk berbagai keperluan hingga menjadi murid kesayangannya.
Selain itu, Mbah Moen bukan hanya sebagai tokoh penting Nahdlatul Ulama’, ia bahkan pernah menjadi Rais Syuriyah PWNU Jateng, serta menjadi Mustasyar PBNU hingga akhir hayatnya, yakni pada Selasa, 6 agustus 2019 di Mekah.
Karya-karya Mbah Moen, di antaranya:
Kitab Taroojim (Kitab ini bercerita tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Sarang).
Kitab Al-Ulamaul Mujaddidun (Kitab ini berisi masalah untuk ijtihad dan pembaharu Islam).
Kitab Nushuusul Akhyar (Kitab ini berisi masalah puasa dan hari raya).
Kitab Taujihatul muslimin (Kitab ini berisi tentang cara mempersatukan golongan umat Islam).
Kitab Malakhulttanasukkil Maki (Kitab ini berisi tentang jalan ibadah Ulama Mekah dan penyempurnaannya).
Kitab Yasiin Fadhilah (Kitab ini berisi tentang keutamaan Surat Yasiin)
Kitab Al-Fuyudhoturrabbaniyyah (Kitab ini berisi tentang masalah membangsakan pada Thoriqoh Naqsabandiyah).
Dilihat dari karya-karya KH Maimun Zubair, dapat disimpulkan bahwa Mbah Moen merupakan sosok ulama yang sangat berpengaruh di Indonesia, maka tidak heran jika pesan-pesan KH. Maimun Zubair banyak tersebar di media sosial, yang kemudian berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan beragama.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Inilah Makam Ulama Indonesia, Mbah Moen di Arab Saudi yang Jasadnya Masih Utuh Saat Dibongkar dan TribunJatim.com dengan judul SOSOK Mbah Moen, Guru Gus Baha Sekaligus Ulama yang Jasadnya Masih Utuh saat Dibongkar di Kota Mekah
(*)