Grid.ID - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus korupsi.
Henri Alfiandi disebut telah menerima suap terkait pengadaan barang dan jasa di lingkungan Basarnas RI tahun anggaran 2021-2023.
Setelah ditelusuri, Henri Alfiandi rupanya hanya memiliki gaji yang cenderung cukup kecil, mengingat ia masuk ke dalam daftar Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan 4.
Tercatat bahwa Golongan IV/E PNS mendapatkan gaji kisaran Rp 3.593.100 sampai Rp 5.901.200.
Namun, hal tersebut belum termasuk tunjangan yang nominalnya juga ditentukan sesuai dengan jabatannya yang berkisar antara Rp 1.968.000 (kelas jabatan I) sampai tertinggi Rp 26.324.000 (kelas jabatan 17).
Tersangka Lain
Nama kepala Basarnas RI menjadi perbincangan publik karena menjadi tersangka kasus dugaan suap.
Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi resmi ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka kasus korupsi.
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (26/7/2023), Henri diduga menerima suap terkait pengadaan barang dan jasa di lingkungan Basarnas RI tahun anggaran 2021-2023.
Selain Henri, KPK juga menetapkan empat tersangka lainnya terkait dugaan suap proyek pengadaan barang atau jasa di Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas.
Dalam kurun waktu 2021-2023, Henri bersama dan melalui Koordinator Administrasi Kepala Basarnas Letnan Kolonel Afri Budi Cahyanto diduga menerima sekitar Rp 88,3 miliar dari berbagai vendor proyek.
Keempat tersangka lain dalam kasus tersebut di antaranya:
- Koordinator Administrasi (Koorsmin) Kabasarnas RI Letkol Adm Afri Budi Cahyanto,
- Komisaris Utama PT Multi Grafika Cipta Sejati Mulsunadi Gunawan,
- Direktur Utama PT Intertekno Grafika Sejati Marilya,
- Direktur Utama PT Kindah Abadi Utama, Roni Aidil.
Berikut sosok dan harta kekayaan Kepala Basarnas Henri Alfiandi.
Profil Henri Alfiandi
Henri Alfiandi lahir di Magetan, Jawa Timur pada 24 Juli 1965.
Ia lulus dari SD Angkasa Lanud Iswahjudi, Maospati, Magetan pada 1979.
Kemudian, ia melanjutkan studi ke SMPN 1 Maospati, Magetan hingga 1982.
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (26/7/2023), Henri kemudian pindah ke Madiun untuk melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Madiun hingga 1985.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta dan lulus pada 1988.
Henri melanjutkan pendidikan di Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Usara (Sekkau) pada 1997.
Pada 2003, ia menjalani program pendidikan militer di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau). Henri menempuh pendidikan militer di Lehrgang Generalstabs/Admiralstabsdienst Mit Internationaler Beteiligung (LGAI) Jerman pada 2007.
Ia juga mengenyam pendidikan The Legion of Merit pada 2012.
Henri lolos seleksi pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI (Sesko TNI) pada 2013 dan US Air War College di Alabama pada 2015.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melantik Henri sebagai Kabasarnas pada 4 Februari 2021.
Ia menggantikan Marsekal Madya (Pur) Bagus Puruhito yang sudah purna tugas.
Ia banyak mendapatkan posisi kemiliteran di Pekanbaru, antara lain sebagai Kadisops Skadud 12 Lanud Pekanbaru Wing 6 Lanud Pekanbaru (1999), Danskadud 12 Wing 6 Lanud Pekanbaru (2002), Kadisops Lanud Pekanbaru (2004), dan Danlanud Roesmin Noerjadin (2015).
Ia juga pernah bertugas di Mabes TNI AU di Jakarta sebagai Kas Koopsau I (2017), Danseskoau (2019), dan Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara (Asops KSAU) (2020).
Di usia 58 tahun, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menarik Henri dari posisinya sebagai Kabasarnas pada 17 Juli 2023.
Ia ditempatkan sebagai perwira tinggi Mabes TNI AU karena memasuki masa pensiun.
Posisinya di Basarnas digantikan oleh Marsekal Madya Kusworo yang sebelumnya mengisi posisi Komandan Sesko TNI.
Harta kekayaan
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 24 Maret 2023, Henri memiliki total kekayaan sebesar Rp 10,9 miliar.
Harta tersebut terdiri dari lima aset tanah dan bangunan milik sendiri di Pekanbaru dan Kampar, Riau total senilai Rp 4,8 miliar.
Rinciannya, tanah di Pekanbaru luas 476 meter persegi senilai Rp 170 juta dan 469 meter persegi senilai Rp 170 juta.
Di Kampar, ada tanah 400.000 meter persegi senilai Rp 1,3 miliar, 590.000 meter persegi senilai Rp 1,5 miliar, dan 56.000 meter persegi senilai Rp 1,68 miliar.
Ia juga memiliki kendaraan dengan total harga Rp 1,045 miliar.
Kendaraan ini terdiri dari mobil Nissan Grand Livina tahun 2012 senilai Rp 60 juta, Fin Komodo IV tahun 2019 senilai Rp 60 juta, mobil Honda CRV tahun 2017 senilai Rp 275 juta, bahkan pesawat terbang Zenith 750 STOL tahun 2019 senilai Rp 650 juta.
Henri juga memiliki harta bergerak lain senilai Rp 452 juta, kas dan setara kas Rp 4,056 miliar, dan harta lainnya Rp 600 juta.
Total kekayaan yang dimiliki Henri sebesar Rp 10.973.754.000.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jatim.com dengan judul: Harta Kekayaan Kepala Basarnas Henri Alfiandi Tersangka Kasus Suap, Capai Rp10 Miliar, Ada Pesawat
(*)