Dengan mengetahui nama dan identitas caleg, rakyat bisa melihat dan meneliti rekam jejak seorang kandidat sebelum memutuskan untuk memilihnya.
Selain itu, jumlah kursi yang didapatkan oleh partai juga sebanding dengan suara yang diperoleh oleh kandidat.
Tidak seperti dalam sistem proporsional tertutup yang menyajikan daftar kandidat melebihi jumlah kursi yang dialokasikan untuk satu daerah pemilihan.
3. Terwujudnya kesetaraan caleg
Sistem pemilu terbuka memungkinkan terpilihnya caleg yang disukai rakyat.
Kader yang tumbuh dan besar dari akar rumput akan memiliki kesempatan yang sama dengan kader yang mengakar ke atas atau dekat dengan elite partai.
Untuk mendapatkan banyak suara, seorang caleg harus dekat dengan rakyat.
Meski punya banyak kelebihan, sistem proporsional terbuka juga memiliki kekurangan.
Misalnya, sistem proporsional dengan daftar terbuka memberikan peluang terjadinya politik uang (money politics).
Kandidat yang memiliki sumber daya finansial yang besar dapat memanfaatkannya untuk memengaruhi pemilih.
Selanjutnya, sistem proporsional dengan daftar terbuka mengharuskan modal politik yang besar untuk proses pencalonan.
(*)