Ini semua berkat dukungan keluarga, terutama sang ibu.
Diketahui, Cherry dibayar fantastis tiap jamnya yakni Rp 15 juta per jam.
Hal ini diungkapkan sendiri oleh sang ibu ketika ditanyai media setempat.
Kendati demikian, sang ibu mengungkapkan bayaran bukan jadi faktor utama dalam menerima tawaran pekerjaan sang anak.
"Saya tidak menganggap gaji sebagai kriteria utama untuk mendapatkan pekerjaan bagi anak saya.
Meskipun gaji juga menjadi salah satu kriteria, saya akan mengutamakan mempertimbangkan kesesuaian pekerjaan, waktu dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan, serta studi anak," ujar sang ibu.
Ibu Cherry juga menjawab pertanyaan soal dirinya yang dituding memanfaatkan sang anak untuk menghasilkan pundi-pundi uang.
"Dulu, banyak pendapat dan komentar dari komunitas online yang mengatakan bahwa saya menyalahgunakan tenaga kerja anak saya dan saya merasa sangat tidak nyaman karenanya.
Saya juga berbagi bahwa saya tidak kekurangan uang dan tidak terlalu miskin sehingga saya harus memaksa anak saya untuk kerja mendapatkan uang bagi ibunya.
Memang, saya telah melihat hasrat anak saya. Jika anak tidak bergairah, tentu tidak akan kooperatif, bahkan menangis untuk protes dan tentu saja, bertindak sejak usia 2 tahun lebih tidak mungkin.
Tapi An Nhien membuktikan bahwa dia sangat kooperatif, jadi sama sekali tidak ada ibu yang memaksa atau menyalahgunakan pekerjaan anaknya," katanya.