Find Us On Social Media :

INNALILLAHI, Komedian ini Kakinya Terpaksa Diikat Sebelum Meninggal, Bicara Melantur Usai Divonis Penyakit Kronis

By Grid., Rabu, 2 Agustus 2023 | 16:35 WIB

ilustrasi kaki diikat

Grid.ID - Komedian ini harus mengalami kondisi pilu sebelum meninggal.

Sempat berjuang melawan penyakit, kaki komedian ini sampai harus diikat.

Sebelum tutup usia, sikap sang komedian juga janggal karena sering berbicara melantur.

Komedian yang dimaksud adalah mendiang Sapri Pantun.

Pada 4 Mei 2021 lalu Sapri dirawat di ICU akibat kadar gula darah yang tinggi.

Dokter sempat tak percaya melihat hasil tes kesehatan Sapri yang menunjukan kadar gula darahnya sangat tinggi hingga merambat ke bagian otak.

Dilansir dari YouTube The Onsu Family, Dolly, adik Sapri Santun sempat menceritakan kondisi kakaknya yang miris.

Pasalnya kaki sang komedian terpaksa harus diikat.

Tak hanya itu, Dolly sambil menangis mengungkap Sapri yang bicaranya melantur.

Baca Juga: 'Seperti Ditombak', Ingat Mendiang Sapri, Kiwil Berpikir Hidupnya Bakal Berakhir Lantaran Sakit Parah

"Ngomongnya udah kayak bukan dia 'Apaan sih lu, siapa sih lu'," ucap Dolly menirukan suara Sapri yang melantur dikutip Tribunjakarta.com, Jumat (7/5/2021).

Perasaan Dolly hancur saat melihat Sapri bak tak mengenalinya.

Melihat kondisi sang kakak yang drop, Dolly hanya bisa memberikan semangat dan doa.

Tak henti-hentinya Dolly berbicara kepada Sapri agar kuat demi melihat sang istri melahirkan anak kedua.

"Saya bingung, saya gak dikenalin 16 tahun sama dia, Pi sehat ya, kata saya," ucap Dolly terisak yang membuat Ruben Onsu menangis.

"Saya sampai tanya ke dokter dia itu kenapa, kata dokter lagi ditangani, tapi bagian kepala agak susah," sambungnya.

Tangis Dolly pecah saat mengingat ucapan-ucapan Sapri di ICU mulai melantur.

"Ngomongnya kemana-mana kayak bukan dia, yang saya takutin karena di bagian otak itu,"

"Dokter juga bilang, bagian badan tuh darah dia udah ngegumpel," ucap Dolly.

Baca Juga: 'Sakitnya Kayak Ditusuk Tombak' Sakit Parah sampai Merasa Sudah Bertemu Momen Sakaratul Maut, Kiwil Teringat Mendiang Sapri

"Tindakan yang harus dilakukan apa?" tanya Ruben Onsu.

"Alhamdulilah sampai saat ini dokter selalu berjuang buat Bang Sapri, saya juga bawel ke dokter. Saya gak sabaran, kasihan Bang Sapri gak bisa tidur," tutur Dolly.

Dolly selalu menemani sang kakak di rumah sakit sambil terus menyemangatinya.

Adik ke-6 Sapri ini mengurus segala kebutuhannya di rumah sakit.

Dolly bercerita, Sapri sering minta pulang dari rumah sakit demi mempersiapkan segala macam kebutuhan sang istri melahirkan.

Pasalnya, istri Sapri dijadwalkan menjalani operasi caesar pada tanggal 18 Mei.

Namun dijelaskan Dolly, Sapri belum mempersiapkan apapun termasuk soal biaya melahirkan istrinya.

"Itu yang jadi beban pikiran Sapri ya?" tanya Ruben Onsu.

"Iya, makannya kemarin berapa kali kasur tuh sampai darah semua,"

Baca Juga: 7 Hari Kepergian Sapri Pantun, Sang Istri Masih Tak Percaya dan Anggap Sang Komedian Cuma Pergi Syuting: Saya Kalau Malam Masih Kebawa Gitu

"Selang infus selalu dicopot dia ngamuk, dia minta pulang, dia teriak-teriak minta dilepas," kata Dolly menangis.

Karena hal tersebut, kaki Sapri terpaksa diikat di ranjang pasien.

"Di kasur kan kaki dia diiket kan, terus kata dia 'ini kenapa diiket, mau pulang' dia teriak-teriak,"

"Saya bilang 'sabar, kan istri mau lahiran, biar sehat biar bisa jenguk istri lahiran harus tenang'," cerita Dolly menenangkan Sapri.

Kepada Sapri, Dolly mengatakan bahwa Tuhan sedang memberikannya ujian untuk menaikan derajatnya.

"Ini ujian, Allah pengen angkat derajat saya bilang. Sabar, dosanya dihapus ini lagi sakit," kata Dolly.

Sayangnya, Sapri Santun akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Senin (10/5/2021).

Almarhum Sapri wafat usai berjuang melawan penyakit diabetes.

Jenazah Sapri kini telah dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Ulujami, Jakarta Selatan.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Adik Ungkap Kondisi Sapri Pantun di RS, Kaki Terpaksa Diikat hingga Bicara Melantur: Kayak Bukan Dia

(*)