Find Us On Social Media :

8 Penambang Emas Ilegal di Banyumas Gagal Diselamatkan, TKP Telah Berubah Jadi Makam, Tim SAR Lakukan Tabur Bunga dan Doa Bersama!

By Grid., Kamis, 3 Agustus 2023 | 11:37 WIB

Prosesi tabur bunga yang dilakukan oleh keluarga ke-8 penambang emas di Banyumas yang masih terjebak dan tidak dapat dievakuasi, Selasa (1/8/2023).

Grid.ID - Sebanyak 8 penambang ilegal di Banyumas gagal diselamatkan.

Tempat kejadian perkara (TKP) telah berubah menjadi makam untuk para penambang ilegal di Banyumas tersebut.

Inilah momen para tim SAR lakukan tabur bunga dan doa bersama di makam 8 penambang ilegal di Banyumas.

Selesai, tugas Tim SAR gabungan tujuh hari berupaya mengevakuasi delapan penambang emas yang terjebak di tambang ilegal Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah.

Operasi penyelamatan dihentikan, namun hasil nihil. Delapan penambang asal Bogor tak bisa diselamatkan.

Tambang ilegal itu kini jadi makam delapan penambang. Untuk menandai tragedi ini, akan dipasang prasasti di depan lubang Bogor lokasi penambangan.

Kepala Kantor SAR Cilacap, Adah Sudarsa mengatakan hingga hari ketujuh operasi SAR masih belum berhasil mengeluarkan saudara-saudara yang terjebak di lubang galian.

Adapun kendala yang Tim SAR Gabungan alami yaitu debit air yang masuk ke dalam lubang galian semakin besar.

"Pompa sudah kita operasionalkan selama 24 jam.

Tapi air bukannya berkurang malah bertambah naik terus.

Di dalam itu lubang semakin menyempit bisa letter S jadi tidak sesederhana seperti tangga," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com.

Baca Juga: INNALILLAHI, 8 Penambang Ilegal Terperangkap dalam Lubang Tambang Emas di Banyumas, Tim SAR Ungkap Kondisi Para Korban: Sudah Penuh Air!

Operasi SAR ditutup sekitar pukul 14.30 WIB dan ditandai dengan tabur bunga dan pemasangan prasasti di depan area lubang tambang.

Sebelumnya sempat dikabarkan permukaan air turun hingga 14 meter dari bibir lubang galian, hari ini air kembali naik menjadi 12 meter.

Ini berarti terdapat kenaikan muka air setinggi 2 meter.

Adapun alat yang dikerahkan hingga operasi SAR ini diantaranya pompa air, alat deteksi pencarian seperti xaver, scan sonar, live detector, alat-alat mauntainnering, SCBA, dan alat selam.

FOTO Pemasangan prasasti menjadi tanda 8 penambang emas yang masih terjebak di lubang galian tambang rakyat, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Selasa (1/8/2023). (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)

FOTO Prosesi tabur bunga yang dilakukan oleh keluarga ke-8 penambang emas di Banyumas yang masih terjebak dan tidak dapat dievakuasi, Selasa (1/8/2023). (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Sulit Bertahan Hidup

Ahli Forensik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dr. M. Zaenuri Hidayat menuturkan ada sejumlah kondisi yang memungkinkan 8 penambang di Banyumas yang terjebak dapat saja bertahan hidup.

Ia menjelaskan kondisi tersebut bisa saja terjadi apabila ada celah untuk aliran oksigen dari luar, manusia masih dapat bertahan hidup hingga satu minggu.

Sementara itu potensi kematian yang terjadi adalah karena kelaparan.

"Apakah saat tertimbun masih ada celah yang cukup adanya aliran oksigen dari luar.

Tentunya kalau ini yang terjadi, kematian bukan karena kekurangan oksigen, tapi karena kelaparan.

Kalau ini yang terjadi, maksimal bertahan hidup sampai 1 minggu," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (1/8/2023).

Baca Juga: Ricuh, 7 Polisi Disandera, Kapolsek Mendapat Luka Tusuk saat Razia Tambang Ilegal

Hari ini, Selasa (1/8/2023) Operasi SAR menyelamatkan delapan penambang yang terjebak di lubang tambang emas Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, menjadi hari yang terakhir.

Memasuki hari terakhir, kondisi kedelapan penambang hingga hari ketujuh ini masih belum bisa dipastikan.

Zaenuri kemudian menyebutkan apabila tidak ada suplai oksigen, maka peluang bertahan hidup tergantung dari cadangan oksigen yang tersisa, serta luasan area tempat korban terjebak.

"Kalau tidak ada suplai oksigen dari luar, tentu semua tergantung cadangan oksigen yg tersisa di ruang tertutup tersebut," imbuhnya.

Selain itu luasan rongga tempat korban terjebak juga mempengaruhi kemungkinan mereka bertahan hidup.

Luasan rongga tempat korban terjebak menentukan sampai kapan bisa bertahan di dalam ruang tersebut.

"Kalau sangat sempit, apalagi dihuni 8 korban, dalam hitungan menit atau jam bisa saja menimbulkan kematian," katanya.

Fungsi blower yang digunakan para penambang tidak berfungsi untuk menambah oksigen, hanya menggerakkan udara saja.

Ia menjelaskan peluang bertahan hidup 8 penambang yang terjebak dalam lubang berisi air peluangnya minim.

Hal itu karena air menghambat aliran oksigen dari luar.

"Peluang bertahan kayaknya tidak mungkin kecuali air tidak menutup total saluran udara," jelasnya.

Operasi SAR yang telah berlangsung selama 7 hari untuk menyelamatkan delapan penambang yang terjebak akan dihentikan hari ini, Selasa (1/8/2023).

Tim SAR menutup pelaksanaan operasi SAR dengan melakukan tabur bunga dan memasang prasasti di lokasi serta doa bersama.

Artikel ini telah tayang di laman TribunJateng dengan judul: Selesai! Tambang Emas di Banyumas Itu Kini Jadi Makam 8 Penambang (*)