Mereka menduga penyebab kelamin balita mengeluarkan darah karena tindakan pelecehan seksual.
Mendengar dugaan tersebut, ibu balita itu langsung menangis histeris.
"Ketika ibunya cerita agak mencurigakan, kita langsung mengira kemungkinan ini ada pelecehan seksual yang mungkin saja dilakukan oleh pamannya," kata dokter Intan.
"Kemudian kita kasih tahu kemungkinan ini ada kasus pelecehan, kemudian ibu itu menangis lalu kita tenangkan," imbuhnya.
Untuk memperkuat dugaan tersebut, dokter Intan lalu bertanya kepada balita itu apakah melihat lintah yang dikeluarkan dari kelaminnya.
Balita itu lalu menggeleng.
"Kamu lihat engga lintahnya? Lalu itu anaknya menggeleng," kata dokter Intan.
Akhirnya berdasarkan persetujuan ibu korban, pihak rumah sakit melaporkan peristiwa itu ke polres setempat.
Setelah dilakukan penyelidikan mendalam oleh pihak polres, terkuak balita tersebut memang korban pelecehan seksual pamannya sendiri.
"Lalu tiga hari kemudian, ternyata itu terbukti ada kasus pelecehan dari pamannya," ucap dokter Intan.
"Dan itu bukan cuma sekali," imbuhnya.
Di akhir ceritanya dokter Intan berpesan kepada orangtua untuk mengajarkan kepada anak organ tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain.
Dokter Intan juga berharap para orangtua untuk selalu waspada termasuk kepada anggota keluarga sendiri.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Balita Usia 3,5 Tahun Kelaminnya Terluka, Pengakuan Sang Paman Soal Lintah Buat Dokter Curiga
(*)